KPK OTT di Mahkamah Agung soal Suap Pengurusan Perkara, Sita Mata Uang Asing, Hakim Agung Ditangkap
KPK melakukan OTT di Mahkamah Agung (MA), sita pecahan mata uang asing, KPK sedih harus tangkap hakim agung.
Penulis: Nuryanti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyita pecahan mata uang asing dalam operasi tangkap tangan (OTT) terkait dugaan suap penanganan perkara di Mahkamah Agung (MA).
Kepala Bagian Pemberitaan KPK, Ali Fikri, menyampaikan pihaknya masih mengonfirmasi perihal sejumlah barang dan uang yang diamankan.
"Pada kegiatan ini juga turut diamankan sejumlah barang antara lain berupa uang dalam pecahan mata uang asing yang hingga saat ini masih dikonfirmasi ke para pihak yang ditangkap tersebut," ungkapnya, Kamis (22/9/2022), dilansir Tribunnews.com.
Ali Fikri mengungkapkan, jumlah mata uang asing yang ditemukan termasuk besar dibandingkan ongkos pengurusan perkara di Mahkamah Agung.
"Ditemukan barang bukti pecahan mata uang asing dengan jumlah relatif besar dalam OTT tersebut," jelasnya di Bandar Lampung, Kamis, dikutip dari Kompas.com.
Kemudian, terkait siapa saja yang ditangkap dalam OTT itu, Ali menyebut masih dalam pemeriksaan penyidik.
"Benar, ada beberapa orang yang diamankan dalam OTT ini."
"Dugaan suap pengurusan perkara," imbuh dia.
Pihak yang Terjaring OTT Kini Berada di Gedung KPK
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, sejumlah pihak yang diamankan dalam OTT ini sudah dibawa ke Gedung Merah Putih KPK.
"Pihak-pihak dimaksud, saat ini sudah diamankan dan dibawa ke Gedung Merah Putih KPK untuk dimintai keterangan dan klarifikasi," jelas Ali Fikri, Kamis.
KPK memiliki waktu 1x24 jam untuk menentukan status hukum para pihak yang diamankan.
"Untuk perkembangan lebih lanjut, segera akan kami sampaikan setelah seluruh kegiatan ini selesai dilakukan," imbuh Ali.
Baca juga: DAFTAR 40 Hakim Agung MA, di Antaranya Terjaring OTT KPK Terkait Suap dan Pungli
OTT Terkait Suap dan Pungutan Liar di MA
Dilansir Kompas.com, OTT yang dilakukan KPK tersebut terkait dugaan suap dan pungutan tidak sah di Mahkamah Agung.
“Berkaitan dugaan tindak pidana korupsi suap dan pungutan tidak sah dalam pengurusan perkara di Mahkamah Agung,” ujar Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron, Kamis.
Ghufron menjelaskan, OTT tersebut dilakukan di dua wilayah, yakni Jakarta dan Semarang.
“KPK mengamankan orang dan sejumlah uang dalam giat ini yang masih terus kami kembangkan,” terangnya.
Baca juga: Fakta Awal Seputar OTT Hakim Agung: KPK Sita Mata Uang Asing hingga Dugaan Suap Pengurusan Perkara
KPK Sedih Tangkap Hakim Agung
Nurul Ghufron mengatakan, KPK merasa sedih harus menangkap seorang hakim agung di Mahkamah Agung.
Menurutnya, dunia peradilan dan hukum di Indonesia semestinya berdasar bukti, tapi faktanya masih tercemari uang.
"KPK bersedih harus menangkap Hakim Agung."
"Kasus korupsi di lembaga peradilan ini sangat menyedihkan."
"KPK sangat prihatin dan berharap ini penangkapan terakhir terhadap insan hukum," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, Kamis.
Baca juga: KPK OTT Hakim Agung di Mahkamah Agung, Sejumlah Uang Diamankan, MA Tunggu Pernyataan Resmi
Ghufron menyebut, para penegak hukum seharusnya menjadi pilar keadilan bagi bangsa, tapi malah menjualnya dengan uang.
"Padahal sebelumnya KPK telah melakukan pembinaan integritas di lingkungan Mahkamah Agung."
"Baik kepada hakim dan pejabat strukturalnya, harapannya tidak ada lagi korupsi di MA," tuturnya.
(Tribunnews.com/Nuryanti/Ilham Rian Pratama) (Kompas.com/Syakirun Ni'am/Kontributor Lampung, Tri Purna Jaya)