Cerita Doni, Saksi Mata Korban Tragedi Kanjuruhan Berusaha Selamatkan Anaknya dari Gas Air Mata
Dalam situasi seperti itu, ia melihat banyak yang sudah tergolek lemas ketika ia turun. Semua orang seperti kebingungan, tuturnya.
Editor: Hasanudin Aco
"Cari pintu keluar itu berdesakan, panik. Sudah berdesakan, panas kena gas (air mata) itu. Pagar keluar roboh," kenang Doni.
Teriakan Minta Tolong di Mana-mana
Dalam situasi seperti itu, ia melihat banyak yang sudah tergolek lemas ketika ia turun.
Semua orang seperti kebingungan.
Waktu itu, ia cuma mendengar teriakan orang-orang minta tolong dari segala arah.
"Bahkan sudah nggak ada (meninggal dunia) juga saat turun itu. Cuma teriakan tolong-tolong," paparnya.
Doni mengaku bingung karena ada gas air mata. Setahu dia, penggunaan gas air mata tidak diperbolehkan.
"Yang saya sayangkan, kok di lapangan ada gas. Kok yang di sini gas air mata," paparnya.
Mata Korban Membiru
Saksi mata lainnya yakni Korwil Aremania Jalur Gazza Sukorejo Pasuruan, Amin Fals, mengisahkan bagaimana detik-detik kejadian nahas itu terjadi dan bagaimana ia bersama rombongan Aremania wilayahnya berhasil lolos dari maut.
Amin yang saat itu berada di lokasi menjelaskan sebelum pertandingan berakhir, dia turun untuk mengambil bendera yang dipasangnya.
Saat itu, pertandingan masih berlangsung kondusif dan tidak tampak tanda-tanda akan terjadi kericuhan di Stadion Kanjuruhan.
Namun dia punya firasat akan terjadi sesuatu karena Arema kalah dari Persebaya di kandang dengan skor 2-3.
Alhasil, dia meminta rekan-rekannya untuk meninggalkan stadion lebih cepat untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.