Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

4 Temuan Komnas HAM soal Tragedi Kanjuruhan: Suporter Tak Niat Ricuh, Ada Indikasi Pelanggaran HAM

Komnas HAM membeberkan empat temuan mereka terkait tragedi Kanjuruhan. Ada indikasi pelanggaran HAM.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in 4 Temuan Komnas HAM soal Tragedi Kanjuruhan: Suporter Tak Niat Ricuh, Ada Indikasi Pelanggaran HAM
Surya Malang/Purwanto
Suporter Arema FC bentrok melawan polisi seusai Arema FC bertanding dalam Liga 1 melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. Komnas HAM membeberkan empat temuan mereka terkait tragedi Kanjuruhan. Ada indikasi pelanggaran HAM. 

TRIBUNNEWS.COM - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) membeberkan temuannya terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, yang menewaskan ratusan orang.

Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, diketahui telah melakukan penyelidikan terkait tragedi Kanjuruhan sejak Senin (3/10/2022).

Selama penyelidikan, ia melakukan pengecekan terhadap pemain Arema FC, suporter, pihak keluarga korban, maupun korban yang dirawat di rumah sakit, untuk menggali informasi.

Berdasarkan penyelidikan tersebut, Choirul Anam memastikan ricuh di Stadion Kanjuruhan terjadi bukan karena aksi Aremania.

Ia juga membeberkan penyebab ratusan korban yang tewas dalam tragedi maut tersebut.

Dirangkum Tribunnews.com, inilah empat temuan terkait tragedi Kanjuruhan yang disampaikan Komnas HAM:

Baca juga: Mahfud MD: TGIPF Sepakat Cari Akar Masalah Tragedi Kanjuruhan untuk Rekomendasi Selanjutnya

1. Aremania tak berniat ricuh

Berita Rekomendasi

Tragedi di Stadion Kanjuruhan dipastikan terjadi bukan karena aksi suporter Arema FC atau Aremania.

Komnas HAM telah melakukan pengecekan kepada para pemain Arema FC dan suporter yang turun ke lapangan.

Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, mengatakan Aremania turun ke lapangan bukan karena merasa kecewa jagoannya kalah.

Justru, mereka menghampiri para pemain untuk memberi semangat karena menelan pil pahit seusai kontra melawan Persebaya Surabaya.

Hal ini, kata Choirul Anam, dibuktikan dengan tidak adanya para pemain yang terluka ataupun mendapat perlakuan tak mengenakkan dari Aremania.

“Jadi ada constraint (batasan) waktu antara 15 sampai 20 menit pasca-wasit meniup peluit panjang. Itu suasana masih terkendali, walaupun banyak suporter yang masuk ke lapangan,” kata Choirul Anam, Rabu (5/10/2022), dikutip dari Kompas.com.

“Kalau ada yang bilang mereka mau menyerang pemain, kami sudah ketemu dengan para pemain dan para pemain ini bilang tidak ada kekerasan terhadap mereka," tegasnya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas