Masyarakat Jawa Peringati Maulid Nabi dengan Merayakan Sekaten, Ini Penjelasannya
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dirayakan masyarakat Jawa dengan Tradisi Sekaten. Simak penjelasannya.
Penulis: Enggar Kusuma Wardani
Editor: Pravitri Retno W
2. Persiapan Mental
Persiapan non-fisik berupa kesiapan mental perlu dilakukan oleh para abdi dalem (pelaksana Keraton) yang akan terlibat dalam upacara Sekaten.
Hal tersebut wajib dilakukan lantaran ritual kebudayaan ini dinilai cukup sakral dan perlu dilakukan dengan hikmat.
Nantinya, para abdi dalem yang bertugas, perlu menyucikan diri dengan berpuasa dan siram jamas atau mandi keramas.
3. Pementasan Gamelan Pusaka
Gamelan pusaka adalah benda pusaka Keraton yang nantinya akan dimainkan ketika pementasan berlangsung.
Gamelan sekaten akan dibunyikan di dalam Keraton, tepatnya di Bangsal Ponconiti yang berada di halaman Kemandhungan atau Keben.
Pada waktu tertentu, nantinya gamelan milik Kanjeng Kyai Guntur Madu dan Kanjeng Kyai Nagawilaga dikeluarkan dari tempat persemayamannya.
Pementasan alat musik gamelan ini dilakukan cukup sakral dan diikuti tradisi budaya lainnya.
Baca juga: Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 Hijiriah
4. Pembacaan Naskah Suci
Pembacaan riwayat Nabi Muhammad SAW dilakukan pada puncak acara yakni pada malam ketujuh, tepatnya tanggal 11 Rabiulawal.
Prosesi tersebut diselenggarakan di Masjid Besar.
Selain itu juga dilakukan penyebaran udhik-udhik oleh para sultan .
Udhik-udhik merupakan tradisi menebarkan atau melemparkan uang logam kepada tamu yang hadir dalam acara besar di masyarakat Jawa.