Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

VIDEO EKSKLUSIF Mundur Setelah Anies Diusung Jadi Capres, Niluh Djelantik: NasDem Is My Home

Niluh menegaskan NasDem merupakan rumah yang indah meski dirinya memutuskan mundur setelah NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan jadi capres

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Srihandriatmo Malau

Nasionalisme itu, nasionalisme mereka itu tidak bisa berubah. Akan tetapi ada keputusan-keputusan yang kemudian pada akhirnya di mana saya harus mengembalikan lagi mengingatkan diri saya agar ikuti saja dan saya harus jalani dan keputusan itu adalah keluar dari partai dari Partai Nasdem.

Tapi rumah itu tetap indah, rumah itu tetap baik. Rumah itu tetap bagus, rumah itu tetap menjadi rumah yang sangat sayangi. Makannya di sini saya harus memisahkan seperti yang saya sampaikan juga kepada teman-teman di media kemarin, saya harus bisa menyampaikan bahwa NasDem is my home, kan.

Sebagaimana juga saya menjalin hubungan sangat baik dengan partai politik lainnya. Nasdem is my home. Orang-orang yang berada di dalam partai Nasdem itu adalah oran-orang nasionalis dan restorasi gerakan perubahan itu yang disampaikan oleh seorang ketua umum yaitu Surya Paloh.

Di mana beliau mengabadikan waktunya, mengabdikan dirinya membuat sebuah partai politik yang menjadi rumah anak-anak bangsa ini itu juga, dan jika hari ini NasDem mengambil keputusan untuk mengusung Anies Baswedan sebagai capres itu melalui proses yang panjang.

Karena sebelumnya yang dicalonkan itu kan tiga orang. Jadi Andika Perkasa, ada Ganjar Pranowo dan juga Ada Anies Baswedan. Dan saya tetap berada di dalam rumah tersebut, saya tetap berada menjadi ketua DPP di dalam rumah tersebut.

Dan hingga akhirnya mengerucut kepada satu pihak karena banyak alasan gitu. Dan kita kan ibaratnya partai Nasdem sebagai seorang adik kan menghormati Partai PDIP gitu kan.

Jadi ya bagaimana yang dicalonkan misalnya belum meninggalkan, membuka pintu menuju pintu yang namanya NasDem.

Berita Rekomendasi

Karena pemikiran saya secara logika dan secara nalar, kalau misalnya contohnya Mas Ganjar misalnya mengiyakan, yuk kerja bersama NasDem.

Saya yakin nggak ada tuh Anis Baswedan masuk ke dalam salah satu calon, saya yakin. Mungkin beliau calon wapres, mungkin.

Baca juga: Niluh Djelantik Ungkap Alasan Mundur dari Nasdem: Tidak Ada Benci Saya Secara Personal kepada Anies

Tapi kalau Mas Ganjar mengiyakan pada saat itu, membuka pintu, membuka hati dan menyadari bahwa ada kepentingan yang jauh lebih besa, saya percaya 100 persen pasti teman-teman di partai Nasdem termasuk juga Kak Hermawi Taslim pasti membuka pintu dengan sangat ayo mas.

Cuma sekarang ini kan ada etika, ada hal-hal yang harus dipikirkan juga baik oleh partai Nasdem dan juga partai lain yang akhirnya hingga suatu saat harus memutuskan dan keputusan itu ada di nama Anies Baswedan. Dan keputusan itu sangat saya hormati.

Namun di saat yang bersama, saya juga memiliki prinsip hidup tanpa mengotori rumah yang pernah saya tempati selama 4 tahun. Saya harus harus clear, saya harus menyampaikan bahwa mohon ijin, mohon pamit, ada saya tetap berjalan dengan masyarakat, tetap mengabdi untuk rakyat.

Saya tetap menjalankan prinsip hidup dari sebuah partai yaitu NasDem dan Surya Paloh sebagai ayahanda saya. Tapi saya akan melakukannya dengan cara saya sendiri. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas