Puan Minta Pemerintah Bantu Petani yang Gagal Panen Karena Sawah Terendam Banjir
Ketua DPR RI Puan Maharani meminta pemerintah memberikan bantuan kepada para petani yang gagal panen akibat sawah dan kebunnya terendam banjir.
Penulis: Reza Deni
Editor: Adi Suhendi
Tanaman blewah dan semangka di kawasan itu sejatinya sudah memasuki masa panen, namun akhirnya membusuk karena terendam air hujan.
Baca juga: Jokowi Akui Bahas Pemilu 2024 saat Bertemu Megawati di Batu Tulis: Diminta Dukung Puan Maharani?
Keuntungan puluhan juta dari panen blewah dan semangka yang sudah di depan mata pun sirna. Bahkan, petani harus menanggung kerugian biaya selama masa tanam.
Belasan kelompok tani di 2 kecamatan di Aceh Utara juga dilaporkan terdampak akibat banjir yang melanda wilayahnya. Kurang lebih 230 hektar lahan persawahan terendam sehingga terancam gagal panen.
Tak hanya di pedesaan, cuaca ekstrem hingga beberapa waktu ke depan berpotensi menyebabkan terjadinya hujan intensitas tinggi yang dapat memicu air sungai meluap di sekitar Jabodetabek.
Kondisi ini dikhawatirkan akan menyebabkan petani ibu kota penggarap lahan di pinggian sungai gagal panen akibat banjir yang dapat merusak lahan pertanian.
Hujan yang terus-menerus terjadi pun memicu pertumbuhan bakteri dan jamur yang merusak tanaman.
Puan mengatakan, meluapnya air sungai dapat berdampak negatif bagi petani pinggiran ibu kota.
“DPR RI mendorong pemerintah pusat berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memberikan bantuan kepada para petani dan penggarap kebun yang mengalami gagal panen karena faktor cuaca ekstrem,” kata dia.
Menurut Puan, curah hujan yang tinggi di atas normal jelas berdampak pada kesejahteraan petani dan mengancam ketahanan pangan di sejumlah wilayah.
Puan juga mengingatkan pemerintah agar mengantisipasi terjadinya kenaikan harga bahan pangan karena stok yang berkurang di pasaran.
“Kami berharap pemerintah bersama stakeholders terkait mampu mengantisipasi dampak perubahan iklim dengan sejumlah kebijakan strategis yang sangat berpihak pada petani, penggarap kebun, nelayan, dan juga masyarakat selaku konsumen,” ujar Puan.
Mantan Menko PMK ini pun mengingatkan agar prakiraan cuaca dari BMKG harus dijadikan acuan dalam menjalankan proses produksi tani.
Pasalnya, kata Puan, faktor alam masih berpengaruh besar terhadap hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan rakyat.
“DPR RI juga mendesak agar pemerintah mendorong terjadinya transformasi teknologi di sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan agar prediksi cuaca terkait perubahan iklim mampu diadaptasi dengan berbagai perubahan pola tanam, bibit unggul yang tahan cuaca ekstrem, serta adanya obat-obatan yang sesuai dengan cuaca ekstrem,” paparnya.