Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

BMKG: Potensi Cuaca Ekstrem Masih Terjadi hingga 21 Oktober 2022

Cuaca ekstrem berpotensi terjadi hingga 21 Oktober 2022 di 24 provinsi. BMKG juga memberikan antisipasi dan mitigasi cuaca ekstrem.

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in BMKG: Potensi Cuaca Ekstrem Masih Terjadi hingga 21 Oktober 2022
pixabay.com
ILUSTRASI cuaca ekstrem - BMKG menyebut cuaca ekstrem berpotensi terjadi hingga 21 Oktober 2022 di 24 provinsi. BMKG juga memberikan antisipasi dan mitigasi cuaca ekstrem. 

TRIBUNNEWS.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan potensi cuaca ekstrem masih terjadi hingga 21 Oktober 2022.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengungkapkan cuaca ekstrem berpotensi terjadi di seluruh wilayah Indonesia.

"Potensi cuaca ekstrem masih tersebut masih dapat terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia, karena kondisi atmosfer di wilayah Indonesia masih cukup kompleks dan dinamis untuk sepekan ke depan, yang dipengaruhi oleh fenomena atmosfer global, regional ataupun lokal," ujarnya dalam pernyataan tertulis, Jumat (14/10/2022).

BMKG memprediksikan potensi curah hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada periode 15-21 Oktober terjadi di 24 provinsi.

Yaitu seluruh provinsi di Pulau Sumatra, Bali, dan Nusa Tenggara, kemudian Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Papua.

Baca juga: Prakiraan Cuaca di 33 Kota Indonesia, Senin 17 Oktober 2022, BMKG: Jambi dan Surabaya Hujan Petir

Potensi Gelombang Tinggi

Lebih lanjut, BMKG juga menyampaikan potensi gelombang tinggi di wilayah perairan Indonesia pada tanggal 15–21 Oktober 2022.

Berita Rekomendasi

Gelombang dengan kategori tinggi (2,5 – 4,0 meter) berpotensi terjadi di Laut Natuna Utara, perairan Kepulauan Natuna, perairan utara Sabang, perairan barat Aceh, perairan barat Kepulauan Nias, perairan Pulau Enggano–Bengkulu.

Lalu perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Sumatra, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten hingga Jawa Timur, Selat Bali–Lombok–Alas bagian selatan, perairan selatan Bali hingga Pulau Sumba, Samudra Hindia selatan Banten hingga Pulau Sumba.

"Sebagian kecil wilayah di Pulau Sumba dan di Kupang, hingga saat ini sudah lebih dari 60 hari mengalami hari tanpa hujan. Untuk itu, perlu diwaspadai potensi kekeringan dan kebakaran lahan," kata Dwikorita.

Baca juga: Cuaca Hari Ini - BMKG: Hujan Lebat Disertai Angin Terjadi di 29 Wilayah Senin, 17 Oktober 2022

Rekomendasi BMKG

Sementara itu dalam menghadapi potensi peningkatan potensi cuaca ekstrem ini, Kepala BMKG Dwikorita merekomendasikan sejumlah antisipasi dan mitigasi yang perlu dilakukan.

1. Pemerintah daerah wilayah terdampak perlu segera melakukan antisipasi dan mitigasi di area yang rentan terjadi bencana seperti banjir, banjir bandang, hujan es, genangan tinggi, longsor, angin kencang, puting beliung, gelombang tinggi, dan lain sebagainya.

2. Memastikan tata saluran air beroperasi lancar tidak terjadi sumbatan-sumbatan, mengoptimalkan tampungan/tandon air ataupun melakukan upaya untuk memanen air hujan secara optimal. Pemangkasan pohon atau ranting/cabang-cabang pohon yang sudah rapuh. Memperkuat tegakan/tiang-tiang/tembok yang mudah tumbang/roboh.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas