Hadapi Ancaman Krisis Pangan, PDIP Dorong Indonesia Bisa Perkuat Produksi Kedelai
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berusaha bergotong-royong mengantisipasi kedua ancaman resesi dan krisis pangan yang mulai menghantui
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berusaha bergotong-royong mengantisipasi kedua ancaman resesi dan krisis pangan yang mulai menghantui sejumlah negara di dunia.
Salah satu yang dilakukan oleh partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu yakni mengadakan FGD Membangun Hegemoni Pangan dengan Tema swasembada kedelai yang diadakan secara hybrid dan diikuti oleh ratusan kader, Rabu (19/10/2022).
Hadir secara daring termasuk Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Sekjen Hasto Kristiyanto hadir secara fisik bersama Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat, I Made Urip, dan Rokhmin Dahuri.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, sebagaimana arahan dari Megawati, bahwa 2024 harus berswasembada kedelai.
Karena itu, seluruh kepala daerah dari partainya, para anhhota DPR/DPRD, harus bisa mencari 1 juta hektar lahan untuk kedelai.
Ia mengatakan bahwa akan ada instruksi tertulis dari DPP PDI Perjuangan.
“Bahwa setiap kepala daerah dari PDIP dan DPRD, wajib mengupayakan untuk mewujudkan swasembada kedelai,” kata Hasto.
“Yang kedua mengindentifikasikan lahan-lahan untuk kedelai. Nanti diintegrasikan dengan BRIN, dengan Kementerian Pertanian di dalam meningkatkan kualitas benih kedelai," sambungnya.
Petani wirausaha yang juga peneliti Prof Ali Zum Mashar mengatakan, sejatinya Indonesia bisa untuk mengembangkan produksi kedelai secara baik.
Karena itu, melakukan kedaulatan pangan dengan kedelai bukanlah hal yang mustahil.
Baca juga: Pengamat Soal Pernyataan Ganjar Pranowo Siap Capres 2024: Secara Moral Keluar dari PDIP
"Salah satunya kita harus legowo terhadap hasil-hasil produk bangsa atau kemandirian pangan ini menjadi tuan di negeri sendiri. Agar produk petani itu tuan di negeri sendiri bukan produk petani dari luar negeri yang merajai," kata Prof.Ali.
Menurut Ali, seharusnya sudah tak perlu dipandang sebelah mata soal kedelai ini. Bahkan, tempatnya di Serang, Banten, petani jagungnya bergeser untuk mulai mengembangkan kedelai.
"Jadi petani diturunkan yang namanya yang lahannya kurang produktif menjadi memilih kedelai. Karena incomenya jauh lebih tinggi," jelasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.