Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Brigadir J Sempat Diancam Ajudan Lain, Vera Simanjuntak Menangis saat Cerita Percakapan Terakhir

Vera menjelaskan bahwa Brigadir J mengaku telah diancam oleh pihak yang disebutnya sebagai Squad. Menurut Vera, squad merupakan istilah ajudan Sambo

Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Brigadir J Sempat Diancam Ajudan Lain, Vera Simanjuntak Menangis saat Cerita Percakapan Terakhir
Tangkap layar kanal YouTube Kompas TV
Kekasih Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Vera Simanjuntak (kanan) memberikan kesaksian dalam sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (25/10/2022). Brigadir J sempat memberikan pesan kepada sang kekasihnya Vera Simanjuntak sehari sebelum ditembak di rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan pada 8 Juli 2022. 

Konflik Ajudan

Vera juga menyebut kekasihnya itu pernah mempunyai masalah dengan salah satu ajudan Ferdy Sambo. Ajudan Ferdy Sambo itu adalah Brigadir Daden Miftahul Haq. Saat itu, Brigadir J baru menjadi ajudan Ferdy Sambo pada tahun 2019 lalu.

Hal ini terungkap saat Hakim Ketua, Wahyu Imam Santosa menanyakan kepada Vera. Wahyu bertanya soal cerita suka dan duka Yosua selama menjadi ajudan Ferdy Sambo kepada Vera.

"Dia tidak pernah cerita suka duka jadi ajudan. Nggak cerita juga soal kerjaaan?" tanya Wahyu kepada Vera.

"Tidak yang mulia, cuma pernah tahun 2019 kalau dia itu pernah ada masalah sama salah satu ajudan," jawab Vera.

Baca juga: Persidangan Ferdy Sambo Cs di PN Jakarta Selatan Hari Ini, Mulai Agenda Putusan Sela hingga Eksepsi

"Siapa?," tanya Wahyu.

"Brigadir Daden," timpal Vera.

Berita Rekomendasi

Wahyu lantas kembali bertanya, apakah Yosua juga pernah bercerita soal Eliezer.

"Tidak pernah," jelas Vera.

Di sisi lain, Nama Daden juga tersebut oleh adik Brigadir J yakni Mahreza Rizky saat bersaksi dalam persidangan. Reza mengatakan Daden sempat meneleponnya pada 8 Juli 2022 sekitar pukul 19.00 WIB atau setelah peristiwa Yosua dibunuh. Namun, ketika itu Reza yang juga merupakan anggota Polri belum mengetahui peristiwa pembunuhan terhadap Yosua.

“‘Kamu di mana?’ Saya jawab di kosan, dekat Saguling (rumah pribadi Ferdy Sambo),” tutur Reza menceritakan isi percakapan telepon dengan Daden.

Saat itu, Reza ditanya Daden apakah dirinya membawa senjata api (senpi) atau tidak. Reza menjawab jika dirinya tidak membawa senpi dan diperintah untuk datang ke Biro Provos Divisi Propam Mabes Polri.

Sebelum berangkat, Reza datang ke tempat laundry untuk mengambil pakaian dinas harian atau PDL. Namun, di tengah perjalanan, Reza bertemu dengan Daden di rumah pribadi Ferdy Sambo di Jalan Saguling III, Pancoran, Jakarta Selatan.

Baca juga: Curhat Brigadir J ke Pacarnya, Kesal Disalahkan Saat Putri Candrawathi Sakit hingga Mengumpat

“Dia tanya lagi saya bawa senpi atau tidak? Dia langsung geledah sampai kaki, dan beliau (Daden) minta buka jok motor,” ungkap Reza kepada hakim.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas