Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PDIP: Permintaan Maaf Kepada Bung Karno dan Keluarga Penting untuk Penulisan Sejarah Bangsa

Anggota DPR RI itu mencontohkan Kaisar Jepang Hirohito yang meminta maaf kepada rakyat Korea Selatan dan China.

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in PDIP: Permintaan Maaf Kepada Bung Karno dan Keluarga Penting untuk Penulisan Sejarah Bangsa
Danang Triatmojo/Tribunnews.com
Andreas Hugo Pareira 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Andreas Hugo Pareira menyatakan dirinya menilai pernyataan Presiden Jokowi yang menegaskan kepahlawanan Bung Karno sudah tepat.

Tetapi perlu diikuti langkah yang tepat lebih lanjut, yakni permintaan maaf negara terhadap Bung Karno dan keluarganya.

Andreas pun menyampaikan banyak pemimpin negara di dunia ini yang menyampaikan permintaan maaf atas sejarah yang sudah dilewati.

Anggota DPR RI itu mencontohkan Kaisar Jepang Hirohito yang meminta maaf kepada rakyat Korea Selatan dan China.

“Juga terakhir bagaimana Raja Belanda menyampaikan permintaan maaf kepada Indonesia berkaitan dengan peristiwa-peristiwa di masa revolusi,” kata Andreas saat ditanya awak media, di Bandung, Jawa Barat, Selasa (8/11/2022).

Menurutnya, permintaan maaf terhadap Bung Karno dan keluarganya menjadi penting. Karena akan berkaitan dengan bagaimana penulisan-penulisan sejarah.

Baca juga: Melihat Penjara Banceuy, Lokasi Bung Karno Ditahan dan Lahirnya Pidato Indonesia Menggugat

Berita Rekomendasi

“Penulisan buku-buku sejarah dan itu saya kira baik untuk pendidikan, untuk generasi muda. Itu sangat penting karena pengakuan itu harus diikuti dengan literasi-literasi sejarah bangsa ini,” ucap Pareira.

Sementara, Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah menyatakan pihaknya menyampaikan terima kasih kepada Presiden Jokowi yang dalam pidato kenegaraannya telah menegaskan kesetiaan Bung Karno terhadap bangsa dan negara dari masa era prakemerdekaan maupun setelahnya.

Basarah menganggap Presiden Jokowi sudah menghapuskan tuduhan yang pernah diberikan oleh TAP MPRS Nomor 33 Tahun 1967 mengenai dugaan pengkhianatan Bung Karno kepada bangsa dan negara melalui dukungan pemberontakan pada G30S PKI 1965 lalu.

“Pak Jokowi katakan tidak terbukti karena telah diberikannya gelar pahlwan nasional pada Bung Karno, di mana syarat di dalam UU tersebut seorang tokoh nasional, tokoh bangsa dapat memperoleh gelar pahlawan nasional salah satunya tidak pernah berkhianat pada bangsa negara, maka dengan telah diberikannnya gelar pahlawan nasional oleh Presiden SBY pada 2012 lalu, sesungguhnya tuduhan yang telah diberikan oleh TAP MPRS Nomor 33 Tahun 1967 itu tidak terbukti,” jelas Basarah.

Terkait langkah selanjutnya, Basarah mengatakan dibutuhkan proses rehabilitasi nama baik Bung Karno.

“Oleh karena itu, sekali lagi kami ucapkan terima kasih pada Presiden Jokowi yang telah memberikan penegasan, pendidikan politik pada bangsa Indonesia betapa seorang Proklamator Bangsa, Pendiri Bangsa, Bapak Bangsa, betul-betul seorang patriotik sejatik, yang setia sampai akhir hidupnya pada bangsa dan negara Indonesia. Kita tunggu babak sejarah selanjutnya, agar proses rehabilitasi nama baik Bung Karno dapat dilakukan,” tegas Basarah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas