Eks Penasihat KPK Sarankan KAHMI Jadi Partai Politik, Eggi Sudjana: Kecil Peluangnya
Menjelang Pemilu 2024 sejumlah basis massa kerap menjadi sasaran empuk para tokoh menggaet dukungan.
Penulis: Ashri Fadilla
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ashri Fadilla
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjelang Pemilu 2024 sejumlah basis massa kerap menjadi sasaran empuk para tokoh menggaet dukungan.
Termasuk di antaranya Keluarga Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI).
Untuk mengantisipasi itu, munculah wacana untuk sekalian menjadikan KAHMI sebagai partai politik.
Akan tetapi hal tersebut ditentang oleh pengacara yang juga kader HMI, Eggi Sudjana.
Menurutnya jika KAHMI menjadi partai politik maka akan kalah telak dalam urusan suara.
"KAHMI itu berapa murninya coba?" ujarnya acara Silatnas KAHMI di Perpustakaan Nasional RI Salemba, Jakarta Pusat pada Sabtu (12/11/2022).
Baca juga: Dianggap Kerap Teror HMI Jelang Pemilu, Abdullah Hehamahua Sarankan KAHMI Jadi Parpol
Terlebih bila dikaitkan dengan adanya presidential threshold sebesar 20 persen. Hal itu semakin nyata membuat KAHMI takkan bisa mengusung calon presiden sendiri.
"Dikaitkan dengan konteks threshold politik, KAHMI jadi partai saya sangat tidak setuju. Tambah kecil lagi (peluangnya)," kata Eggi.
Sebelumnya, Mantan penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua menyarankan KAHMI dibentuk menjadi partai politik.
"Menghadapai Munas KAHMI pada dua pekan yang akan datang saya menyarankan agar supaya Munas memutuskan KAHMI itu menjadi partai politik," kata Abdullah pada acara yang sama.
Sebab menurut Abdullah, HMI kerap menjadi sarasan menjelang Pemilu mulai dari pemilihan legislatif (Pileg) hingga pemilihan presiden (Pilpres).
"Jadi daripada memeras, intimidasi, menteror dari PB (HMI) sampai komisariat, lebih baik KAHMI jadi partai politik saja," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.