Luhut Minta Maaf, Warga Bali Terganggu Aktivitasnya Selama Pelaksanaan KTT G20
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B Pandjaitan memohon maaf atas ketidaknyamanan tersebut.
Editor: Wahyu Aji
Itu terlihat dari banyaknya permintaan untuk pertemuan bilateral dengan Presiden Jokowi, dan juga permintaan dari Presiden Jokowi untuk mengatur pertemuan bilateral. Dikatakan
Luhut, penyelengggaraan KTT G20 memberikan banyak manfaat pada Indonesia.
Diperkirakan kegiatan-kegiatan G20 memberikan kontribusi mencapai 533 juta dolar AS atau sekitar Rp 7,5 triliun terhadap PDB Indonesia pada 2022. Sebagian besar manfaat itu akan berputar ke Bali.
“Kita tahu pandemi kemarin Bali paling menderita. Sekarang saya berharap ini bisa mengobati luka yang begitu dalam di Bali selama dua tahun lalu,” katanya.
Baca juga: Sidang Ferdy Sambo CS Ditunda Sampai 21 November 2022, Fokus G20 di Bali?
Konsumsi domestik yang didorong oleh rangkaian forum G20 ini diperkirakan naik sampai Rp 1,7 triliun dan membangkitkan penyerapan tenaga kerja hingga lebih 33 ribu orang.
Terutama pada sektor transportasi, akomodasi, MICE, dan UMKM.
“G20 akan melibatkan lebih dari atau sekitar 3.443 delegasi resmi dan 17 kepala negara serta para pemangku kepentingan yang lain dan tim supporting delegasi. Juga para pebisnis, kalangan LSM, perwakilan lembaga internasional, jurnalis, pengamat, dan lain-lain yang jumlahnya secara keseluruhan lebih dari 12.750 orang,” jelas Luhut.
“Presidensi G20 menjadi momentum bersejarah bagi Indonesia yang baru akan digelar lagi di negara ini 20 tahun lagi. Jadi, anda yang berada di sini akan menyaksikan kembali Presidensi G20 Indonesia 20 tahun. Itu kalau masih ada umur,” ucap Luhut.
Karena situasi geopolitik dunia sedang tidak kondusif, terutama akibat perang Rusia-Ukraina dengan rentetan dampaknya termasuk perkiraan resesi ekonomi global, ada kekhawatiran KTT G20 tidak akan menghasilkan komunike (pernyataan) bersama dari para pemimpin yang hadir.
Apalagi, dalam KTT G20 Bali kali ini, tidak lengkap seluruh 20 pemimpin negara G20 hadir.
Ada 17 kepala negara dari anggota G20 yang dipastikan hadir, dan ada 3 kepala negara yang tidak bisa hadir.
Terhadap kekhawatiran itu, Menko Luhut selaku Ketua Bidang Penyelenggaraan KTT G20 mengakui dunia saat ini dihadapkan pada situasi yang rumit dan kompleks. Bahkan, kata
Luhut, belum pernah dalam sejarah G20, situasi dunia begitu kompleks seperti sekarang ini.
Jika dihadapkan pada keadaan dunia yang rentan ini pada akhirnya KTT G20 Bali tidak menghasilkan komunike bersama para pemimpin G20 atau Leaders` Communique, bagi Luhut itu tidak masalah.