Muhammadiyah: Agama Berkeadaban Bakal Tangkal Radikalisme dan Politik Identitas
Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan moral agama harus menjadi keadaban publik terus diakselerasi.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan moral agama harus menjadi keadaban publik terus diakselerasi.
Agama, menurut Haedar, harus dihadirkan dengan disandingkan bersama kemajuan zaman.
"Hadirkan Islam agama yang membawa kemajuan bangsa bukan hanya kecerdasan, digital kemudian globalisasi tapi juga keadaban," ucap Haedar dalam konferensi pers virtual, Rabu (16/11/2022).
Menurut Haedar, kemunculan politik identitas dan radikalisme dapat ditangkal melalui model beragama yang berkeadaban.
Dirinya mengatakan ruang publik akan diisi oleh masyarakat beragama tidak hanya formalitas ritual saja.
"Sehingga nanti kalau potensi agama ini yang kita kembangkan kita tidak perlu cemas sebenarnya dengan politik identitas, dengan radikalisme karena apa," ujar Haedar.
"Karena nanti ruang publik itu sudah diisi oleh orang atau masyarakat Indonesia yang beragama dengan baik bukan hanya formalitas ritual. Islam berkemajuan itu," tambah Haedar.
Haedar menilai Indonesia adalah negara kepulauan tersebar diberi kekuatan rohani agama dan umat beragama yang damai dan punya kontribusi membangun bangsa.
Baca juga: Hindari Politik Identitas, Pengamat Sarankan PDI Perjuangan dan PKS Gabung KIB
Negara-negara lain, menurut Haedar, susah untuk menerapkan keharmonisan seperti ini.
"Di sana sini ada konflik memang internal agama, antar agama tapi konflik itu tidak menciptakan konflik besar dan itu modal besar," pungkas Haedar.