Benny Rhamdani Minta Izin Tempur ke Jokowi, Gerindra: Hati Boleh Panas, Kepala Harus Tetap Dingin
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman menanggapi viralnya video Kepala BP2MI sekaligus relawan Jokowi, Benny Rhamdani.
Penulis: Reza Deni
Editor: Adi Suhendi
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman, menilai siapa pun musti bijak dalam mengucapkan sesuatu.
Hal tersebut dikatakan Habiburokhman menanggapi viralnya video Kepala BP2MI sekaligus relawan Jokowi, Benny Rhamdani, yang meminta izin kepada Presiden Jokowi untuk tempur melawan pengkritik dan pembenci pemerintah.
"Hati boleh panas, tapi kepala tetap harus dingin. Kita semua bersaudara. Kita melihat persoalan harus lengkap, dan kita menunggu klarifikasi Benny bahwa seperti apa maksud dan ucapannya," kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (29/11/2022).
Anggota Komisi III DPR RI itu sepakat dengan pernyataan Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo Subianto bahwa sesuatu yang menimbulkan perpecahan sebaiknya jangan dibesar-besarkan.
"Tetapi sesuatu yang mendorong persatuanlah yang kita perjuangkan," katanya.
Diketahui, Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menjelaskan soal video viral dirinya yang berbicara dengan Presiden Joko Widodo hingga meminta izin untuk turun bertempur.
Baca juga: Tanggapi Benny Rhamdani Minta Izin ke Jokowi, PKS: Masyarakat Mau Bangun Bangsa, Bukan Bertempur
Menurut Benny, narasi dalam video tersebut tidak tersampaikan secara utuh. Benny sebagai relawan Jokowi pada Pilpres 2019 lalu ingin menyampaikan pandangan dan harapan para relawan di seluruh Indonesia.
"Jadi itu bukan acara tertutup tapi saya yakin video itu adalah video yang tidak utuh. Kalau utuh kan seharusnya keseluruhan dong, dari mulai pertama sampai selesai kurang lebih 40 menit, harusnya dimuat secara utuh dan yang menyampaikan aspirasi, pandangan masalah, saran, usul kepada presiden kan tidak hanya saya," kata Benny di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (28/11/2022).
Benny menambahkan ada ekspektasi rakyat baik yang dulunya mendukung Jokowi maupun pendukung Prabowo, terlebih ketika Prabowo dna Sandiaga bergabung ke dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf.
Baca juga: Rekam Jejak Benny Rhamdani yang Minta Izin Jokowi Lawan Penyerang Pemerintah: Menjabat Kepala BP2MI
Namun, Benny melihat ketika rivalitas tersebut berakhir, ternyata masih ada hal-hal yang dicari oleh pihak-pihak yang berseberangan dengan pemerintah.
Namun, dikatakan Benny, mereka tak melayangkan kritik dan pandangan mereka, tetapi lebih kepada mendelegitimasi pemerintahan
"Lihat cara-cara yang mereka lakukan selama ini upaya untuk mendelegitimasi menjatuhkan pemerintahan, selalu dengan pola yang sama: penyebaran kebencian, fitnah, adu domba antarsuku dan agama, berita-berita hoakd bahkan penghinaan dan pencemaran terhadap simbol-simbol negara, presiden, ibu negara terakhir," kata Benny.
Baca juga: Kasus Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Benny Mamoto: Perlu Profiling pada 4 Korban
Menurutnya, hal ini seperti ini terus berulang dan menjadi mesin yang mematikan dan terus diproduksi, yang menurutnya bersunber pada dendam politik yang diformalinkan pasca-Pilpres 2019.