Anak yang Ditinggal Orang Tua Bekerja di Luar Negeri Sebagai PMI Punya Karakter Berbeda
Ratu Dian Hatifah dari LKK PBNU mengatakan di Kabupaten Ponorogo ditemukan kasus anak yang ditinggalkan orang tuanya menjadi pemalu.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, LOMBOK TIMUR - Lembaga Kemaslahatan Keluarga Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LKK PBNU) menemukan karakter yang berbeda dari anak-anak yang orang tuanya bekerja di luar negeri sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Ratu Dian Hatifah dari LKK PBNU mengatakan di Kabupaten Ponorogo ditemukan kasus anak yang ditinggalkan orang tuanya menjadi pemalu, atau menjadi lebih atraktif.
Oleh sebab itu dia mendorong peran masyarakat sekitar secara bersama-sama untuk mengasuh anak tanpa melihat status biologisnya, terutama kepada anak PMI.
"Ketika anak perempuan ini ditinggalkan orang tuanya, misalnya di umur 5 atau 6 tahun itu perilakunya setiap ketemu orangtuanya, dia peluk perempuan yang ada disitu dia sangka ibunya. Kemudian kalau anak laki-laki lebih atraktif," kata Ratu pada Peringatan Hari Migran Internasional (International Migrant Day), di Desa Anjani, Kecamatan Suralaga, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi NTB, Minggu (18/12/2022).
Bersama dengan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), LKK-PBNU membuat modul terkait community parenting bagi pengasuh dan anak PMI yang terdiri dari 4 modul.
Salah satunya modul terkait pola pengasuhan anak PMI atau modul bagi orang tua asuh anak PMI.
Fasilitasi pembentukan komunitas pembangunan keluarga/community parenting merupakan salah satu program Desmigratif Kemnaker.
Baca juga: Menaker Ajak Masyarakat Peduli Aspek Psikologis Anak Pekerja Migran Indonesia
Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dan wawasan kepada masyarakat Desmigratif bahwa
Pendidikan anak tidak hanya didapat dari orang tua biologisnya sebagai sebuah kewajiban.
Akan tetapi masyarakatpun juga punya kewajiban secara bersama-sama untuk mengasuh anak tanpa melihat status biologisnya, terutama kepada anak PMI.
Pemberian pengetahuan dan wawasan kepada masyarakat dan keluarga PMI dapat dilakukan melalui pemberian bimbingan dan konseling, pemberian bimbingan pengelolaan keuangan.
Sementara kepada anak PMI dapat
dilakukan dengan pelaksanaan bimbingan baca, tulis, hitung, kesenian, olah raga, internet sehat dan kerohanian.
"Kehadiran anak-anak yang ditinggal bapak ibunya bekerja di luar negeri menjadi tanggung jawab bersama," ujarnya.