Profil 2 Sosok Dinilai Berpotensi Jadi Menteri Baru Jokowi, Budiman Sudjatmiko dan Andika Perkasa
Dua sosok ini, Budiman Sudjatmiko dan Andika Perkasa, dinilai berpotensi menjadi menteri baru Jokowi seiring isu reshuffle menguat.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Isu reshuffle Kabinet Indonesia Maju semakin menguat seiring Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak menampik kemungkinan adanya perombakan.
Dua nama pun menjadi sorotan setelah politikus PDIP, Djarot Syaiful Hidayat, menyebut agar menteri asal NasDem, yaitu Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo; dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar; dievaluasi.
"Mentan dievaluasi, Menteri Kehutanan terus dievaluasi, semua menteri juga dievaluasi."
"Supaya apa, supaya ada satu darah baru yang segar, mendukung penuh kebijakan Pak Jokowi untuk menuntaskan janji kampanye sebelumnya," ujar Djarot di kawasan Menteng, Jakarta, Jumat (23/12/2022).
Seiring munculnya isu-isu menteri NasDem bakal dicopot, muncul dua nama yang disebut pengamat berpotensi menjadi pembantu Jokowi yang baru.
Mereka adalah Budiman Sudjatmiko dan mantan Panglima TNI, Andika Perkasa.
Baca juga: Jokowi Beri Clue Soal Reshuffle Kabinet, Ini Respons NasDem, Demokrat, dan PKS
Berikut ini profil Budiman Sudjatmiko dan Andika Perkasa, dirangkum dari berbagai sumber:
1. Budiman Sudjatmiko
Menurut pengamat sekaligus Direktur Politik Perundang-undangan 2Indos, Khalid Akbar, sosok Budiman Sudjatmiko dinilai berpotensi masuk dalam kabinet Jokowi.
Rekam jejak Budiman sebagai aktivis 1998, dinilai Khalid membuat politikus PDIP itu terbukti mempunyai kemampuan dan pengalaman dalam menyelesaikan persoalan bangsa.
"Kita punya Generasi 1998 yang terbukti memiliki kemampuan dan pengalaman dalam mengurus dan menyelesaikan persoalan bangsa, di antaranya seperti Budiman Sudjatmiko," kata Khalid, Minggu (25/12/2022).
Dikutip dari situs pribadinya, Budiman Sudjatmiko lahir di Cilacap, Jawa Tengah pada 10 Maret 1970.
Kendati demikian, Budiman juga menghabiskan banyak waktu di Bogor dan Yogyakarta.
Pria yang pernah menjabat sebagai anggota DPR RI fraksi PDIP ini adalah mahasiswa lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM).
Sejak duduk di bangku SMP, ia sudah aktif dalam berbagai kegiatan diskusi dan organisasi.
Keaktifannya dalam diskusi dan berorganisasi membawa Budiman dikenal sebagai satu diantara aktivis reformasi yang menentang rezim Orde Baru.
Dilansir Kompas.com, Budiman divonis 13 tahun penjara pada 1997 karena dituding menjadi aktor intelektual kerusuhan 27 Juli 1966 atau Peristiwa Kudatuli.
Namun, ia hanya menjalani hukumannya selama 3,5 tahun lantaran mendapat amnesti dari Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur pada Desember 1997.
Bagi Budiman, Gus Dur adalah penyelamatnya.
Baca juga: Berikan Clue, Begini Respon Presiden Jokowi Saat Ditanya Soal Reshuffle Kabinet
"Saya kebetulan dulu, saya dan teman-teman saya mendapatkan amnesti Gus Dur dari penjara tahun 1999."
"Artinya, tanda tangan Presiden Abdurrahman Wahid lah yang membebaskan saya dari kemungkinan melewati penjara selama 13 tahun sehingga hanya 3,5 tahun saya melewatinya, karena amnesti yang diberikan oleh Presiden Abdurrahman Wahid."
"Artinya secara personal seperti itu," ujarnya saat Haul ke-13 Gus Dur pada 17 Desember 2022, dikutip dari situs resmi NU.
Setelahnya, ia bergabung ke PDIP untuk melanjutkan karier politiknya.
Pendiri Partai Rakyat Demokrat ini juga melanjutkan kuliahnya ke University of Cambridge dan University of London.
Saat Pemilu 2019 lalu, Budiman didapuk sebagai Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin.
Berikut riwayat jabatan Budiman Sudjatmiko, dikutip dari TribunnewsWiki.com:
- Ormas Badan Pemenangan Presiden;
- Koordinator Devisi Pendidikan dan Promosi Reformasi Agraria (1992-1994);
- Ketua Umum Partai Rakyat Demokrat (1996-2001);
- Divisi Ormas Badan Pemenangan Presiden PDIP (1996-2001);
- Ketua Umum Relawan Perjuangan Demokrasi (REPDEM) (2007-2010);
- Anggota DPR RI (2009-2014);
- Anggota DPR RI (2014-2019);
- Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi Ma’ruf Amin (2018).
2. Andika Perkasa
Nama Andika Perkasa juga dinilai sebagai sosok yang berpotensi menjadi menteri Jokowi.
Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE), Anton Aliabbas, mengungkapkan peluang itu bisa dilihat dari kedekatan Jokowi dan Andika Perkasa sejak 2014.
Sebagai informasi, Andika pernah menjadi Komandan Paspampres pada 2014.
"Jika melihat dari rekam jejak hubungan keduanya maka bisa saja Jokowi mempercayakan posisi Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) dipegang Andika. Apalagi, saat ini jabatan tersebut juga dipegang sosok mantan Panglima TNI, Moeldoko," kata Anton.
Selain Anton, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komaruddin, juga menyebut nama Andika Perkasa sebagai sosok berpotensi jadi menteri.
Baca juga: Isu Reshuffle Kabinet Kembali Menguat, Ini Daftar 6 Menteri yang Dicopot Jokowi di Periode Kedua
Nama itu menguat lantaran Andika telah pensiun menjadi panglima TNI beberapa waktu lalu.
"Siapa yang nanti akan masuk? Saya sih melihat kalau Andika kemarin pensiun jadi panglima itu kemungkinan Andika masuk," jelasnya.
Andika Perkasa lahir di Bandung, Jawa Barat pada 21 Desember 1964.
Saat ini, ia sudah resmi pensiun sebagai Panglima TNI dan digantikan oleh Laksamana Yudo Margono.
Andika merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) 1987 yang mengawali kariernya sebagai Grup 2/Para Komando Kopassus dan Satuan-81/Penanggulangan Teror (Gultor).
Ia pernah mengemban jabatan sebagai Danyon 32 Grup 3/Sandha Kopassus pada 2002.
Lalu, di tahun 2011, Andika Perkasa dipromosikan menjadi Komandan Rindan Jaya dan memperoleh pangkat Kolonel.
Karier Andika bisa dibilang meroket sejak Jokowi menjabat sebagai presiden. Pada 2014, ia dipercaya menjadi Danpaspampres.
Dua tahun kemudian, ia menjadi Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XII Tanjungpura, berpangkat Letnan Jenderal.
Baca juga: Pengamat Nilai Isu Reshuffle Tak Hanya Terkait Kinerja Menteri, Tapi Kepentingan Jokowi Setelah 2024
Ia lalu menjabat sebagai Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan, dan Latihan (Dankodiklat) TNI AD di awal tahun 2018.
Tak berselang lama, Andika dilantik menjadi Pangkostrad.
Empat bulan setelahnya, Andika menjabat sebagai KSAD pada November 2018.
Kemudian, ia dilantik sebagai Panglima TNI menggantikan Marsekal (Purn) Hadi Tjahjanto pada 17 November 2021.
Andika Perkasa termasuk sosok yang berprestasi.
Ia pernah mengenyam pendidikan S1 Jurusan Ekonomi di universitas dalam negeri.
Ia kemudian melanjutkan studi S2 dan S3-nya di luar negeri.
Andika merupakan lulusan The George Washington University.
Tak hanya itu, ia juga pernah menempuh studi di National Defense University, Norwich University, dan Harvard University.
Pada 2020 lalu, Andika menerima Medali Kehormatan dari Pemerintah Amerika Serikat, Medali the Legion of Merit, degree of Commander.
Medali tersebut ditandatangani oleh Menteri Pertahanan AS.
Medali itu disematkan secara langsung oleh Jenderal James C Mc Conville dalam Upacara Resmi Penyambutan di Whipple Field, Arlington, AS pada 30 Januari 2020.
Diketahui, medali tersebut diberikan karena Andika Perkasa, dalam masa jabatannya sebagai KSAD, telah memberikan pengabdian luar biasa dan memperkuat hubungan Angkatan Darat Indonesia dan AS.
Upaya Andika tersebut memberikan kontribusi positif bagi stabilitas keamanan kawasan Indo Pasifik.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunnewsWiki.com/Nur Afitria/Ami Heppy, Kompas.com/Nicholas Ryan Aditya)