Pekerja Migran Indonesia Rentan Jadi Target Keterpaparan Radikalisme di Luar Negeri
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar sebut Pekerja Migran Indonesia (PMI) rentan menjadi target keterpaparan paham radikalisme saat berada di luar negeri
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Arif Fajar Nasucha
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pekerja Migran Indonesia (PMI) rentan menjadi target keterpaparan paham radikalisme saat mereka berada di luar negeri.
Hal ini disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Boy Rafli Amar dalam acara Pernyataan Pers Akhir Tahun 2022 BNPT RI di Jakarta, Rabu (28/12/2022).
"Jadi pekerja migran Indonesia ini juga ternyata dengan keberadaan mereka di luar, menjadi target. Keterpaparan mereka terindikasi di beberapa tempat," ujarnya.
Untuk itu BNPT melakukan sejumlah upaya untuk memberikan perlindungan kepada WNI dan bagi kepentingan nasional di luar negeri.
"Indonesia telah melaksanakan beberapa kegiatan antara lain pelatihan pencegahan ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme kepada instruktur orientasi pra pengembangan pekerja migran Indonesia," ujarnya.
Penyusunan Peraturan Presiden (Perpres) tentang penanganan WNI di luar negeri dari tindak pidana terorisme juga dilakukan BNPT untuk mencegah PMI terpapar paham radikalisme saat di luar negeri.
Baca juga: BNPT: 545 Foreign Terorist Fighter Asal Indonesia Masih Ada di Zona Konflik Suriah dan Irak
Indonesia juga menjadi bagian dalam konferensi untuk melawan tindak pidana terorisme di antara pekerja migran di Asia Tenggara.
Serta melakukan diseminasi dan kordinasi perlindungan WNI di luar negeri dari ancaman terorisme di Sydney (Australia), Los Angeles, dan San Francisco (AS).