Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat Tanggapi Isu Kenaikan Tarif KRL untuk Orang Kaya

Istilah 'tarif KRL untuk orang kaya' adalah mereka yang tidak masuk golongan pelajar dan orang miskin sesuai data Kemensos.

Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Pengamat Tanggapi Isu Kenaikan Tarif KRL untuk Orang Kaya
Istimewa
Penyesuaian Tarif KRL - Istilah 'tarif KRL untuk orang kaya' adalah mereka yang tidak masuk golongan pelajar dan orang miskin sesuai data Kemensos. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio angkat bicara perihal isu Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menaikkan tarif KRL bagi orang kaya.

Agus mengatakan, ia telah melakukan rapat dengan Kemenhub terkait hal tersebut.

"Saya tadi sudah rapat dengan Kemenhub, bahwa enggak ada istilah kaya miskin," kata Agus, saat dihubungi, Kamis (29/12/2022) malam.

"Saya juga kaget kenapa dipakai. Tetapi itu yang ngomong kaya miskin itu bukan Menhub, itu dirjen kereta api ya," sambungnya.

Baca juga: Singgung Subsidi Terlalu Besar hingga Pemerataan, Pengamat Respons Positif Wacana Kenaikan Tarif KRL

Menurut Agus, penyataan Kemenhub itu bertujuan memberikan pelayanan kepada masyarakat yang kurang mampu.

"Nah yang saya tangkap dari pernyataan Kemenhub itu kan ingin memberikan pelayanan kepada masyarakat yang kurang mampu," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Ia mengatakan, golongan masyarakat kurang mampu tersebut sebenarnya merujuk ke daftar yang ada di Kementerian Sosial (Kemensos).

Agus juga mengungkapkan, ia sempat mengusulkan kepada Kemenhub untuk menambah golongan-golongan penerima subsidi tarif kereta rel listrik itu.

"Lalu saya katakan tadi tambahan juga untuk manula dan juga pelajar, mahasiswa. Selain yang orang miskin yang sebenarnya daftar yang ada di Kemensos," katanya.

Agus menegaskan, terkait istilah 'tarif KRL untuk orang kaya' yang mencuat di publik itu adalah mereka yang tidak masuk golongan pelajar dan orang miskin sesuai data Kemensos.

"Cost-nya itu memang yang tidak (masuk golongan mendapatkan subsidi). Itu subsidinya dikurangi. Jadi tiketnya akan naik kalau subsidinya dikurangi pasti naik," kata Agus.

"Tetapi yang miskin dan sebagainya yang saya sebut itu subsidinya tetap. Sehingga harganya berbeda. Itu aja. Bukan kaya dan miskin itu sih," sambungnya.

Baca juga: Masih Dalam Proses Kajian, Kemenhub Pastikan Tidak Ada Kenaikan Tarif KRL di Tahun 2023

Adapun terkait usulan kenaikan tarif KRL melalui pengurangan subsidi itu, Agus menjelaskan, karena PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) sebagai perusahaan yang mengelola KRL tengah membutuhkan dana untuk peremajaan kereta.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas