Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Survei Terkini Elektabilitas Partai Politik: PDIP Teratas Disusul Gerindra-PKB, PSI Alami Kenaikan  

Memasuki tahun politik 2023, survei Voxpopuli Research Center memotret soal elektabilitas partai politik yang akan menjadi peserta Pemilu 2024,

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Survei Terkini Elektabilitas Partai Politik: PDIP Teratas Disusul Gerindra-PKB, PSI Alami Kenaikan  
tangkap layar
Survei Voxpopuli Research Center memotret soal elektabilitas partai politik yang akan menjadi peserta Pemilu 2024, mendatang. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memasuki tahun politik 2023, survei Voxpopuli Research Center memotret soal elektabilitas partai politik yang akan menjadi peserta Pemilu 2024, mendatang.

Temuan survei Voxpopuli Research Center menunjukkan, jika dibandingkan dengan survei-survei sebelumnya sejak Desember 2021, elektabilitas Golkar stabil pada kisaran 8 persen, kini melemah menjadi 7,3 persen.

Sementara itu tren elektabilitas Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terus naik, dan kini mencapai 5,5 persen.

“Elektabilitas Golkar pada momen pergantian tahun 2023, sedangkan PSI naik,” kata Direktur Komunikasi Voxpopuli Research Center Achmad Subadja dalam keterangan di Jakarta, Minggu (8/1/2023).

Sedangkan, posisi puncak masih diduduki oleh PDI Perjuangan (PDIP) dengan elektabilitas 18,4 persen, disusul Gerindra sebesar 13,5 persen. 

Kedua partai yang sama-sama penyangga koalisi pemerintahan Jokowi periode kedua tetap memimpin sepanjang 2022.

Pada urutan berikutnya, adalah Golkar dan PKB bersaing ketat memperebutkan posisi tiga besar.

Berita Rekomendasi

PKB mencatatkan elektabilitas 8,0 persen, menggeser kembali Golkar ke peringkat keempat, disusul Demokrat (5,7 persen), PSI (5,5 persen), dan PKS (4,8 persen).

Menurut Achmad, Golkar sendiri cenderung stabil dan memiliki posisi tawar yang kuat dalam memimpin pembentukan koalisi. 

Terbukti, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang digagas Golkar relatif solid, tidak mengalami gejolak berarti.

Sebaliknya dengan koalisi antara Gerindra dan PKB yang belakangan terancam pecah. PKB yang ngotot agar Ketum Muhaimin Iskandar diusung sebagai capres membuka kemungkinan untuk pindah koalisi, bergabung dengan Nasdem.

“Meskipun solid, namun lamanya keputusan Golkar maupun KIB untuk mengumumkan pasangan capres-cawapres berdampak elektoral pada turunnya elektabilitas, lebih-lebih figur Airlangga Hartarto sebagai ketua umum juga elektabilitasnya tetap sangat rendah,” terang Achmad.

Partai-partai politik masih menunggu momentum yang tepat untuk mengumumkan siapa capres dan cawapres yang bakal diusung.

Baca juga: PSI akan Ajukan Permohonan Sebagai Pihak Terkait dalam Uji Materi Sistem Proporsional Terbuka di MK

Terutama menyangkut keputusan PDIP, apakah akan mengusung Ganjar Pranowo ataukah Puan Maharani.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas