Puan Maharani Ceritakan Bagaimana Perjuangan PDIP di Masa Sulit, Semoga PDIP Bisa Menjadi 100 Tahun
Terlahir sebagai putri Megawati Soekarnoputri, Puan turut merasakan bagaimana perjuangan di masa-masa sulit PDIP.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Dewi Agustina
Ada ketidakadilan bagi apa namanya satu perjuangan rakyat yang kemudian mengharapkan adanya perubahan dan perbaikan.
Walaupun memang pada saat itu kan nggak semua juga hal-hal yang bisa kita sampaikan itu bisa dilakukan secara riil, terbuka. Jadi memang banyak sekali dengan mekanisme kemudian terjadi di lapangan.
Rumah saya itu kan kemudian menjadi tempat berkumpulnya teman-teman atau kawan-kawan seperjuangan, para aktivis, saya menyiapkan dapur umumnya ditugaskan oleh bapak ibu saya, 'kamu yang tanggung jawab sama dapur umum'.
Penanggung jawab dapur umum pada waktu itu bukan suatu hal yang mudah. Karena orangnya datang terus, ya makanannya juga...
Saya juga sampai bingung harus masakapa, masak apa yang cepat bisa dimakan orang banyak dan waktu itu kan kondisi dapur umum nggak seperti ini, nggak ada juga kayak sekarang kita kan sudah punya ada truk yang komplit, ada kompornya, dan mencari orang yang mau masak juga nggak semudah sekarang.
Karena kan bayangin sebagai partai atau orang-orang yang kemudian dalam tanda kutip tidak disukai oleh pemerintah pada saat itu, orang juga banyak sekali yang takut untuk ikut bersama berjuang bersama kami. Dan waktu itu saya masih mahasiswa.
Bayangkan di rumah mahasiswa masih unyu-unyu kan. Harusnya menikmati masa remajanya dengan ya seperti layaknya remaja-remaja lain, tapi rumah itu penuh dengan aktivis.
Jadi saya harus urusin dapur umum. Jadi memang ya penuh dinamika yang seperti itu. Tapi saya melihat perjuangan ibu bapak saya itu kan kemudian menumbuhkan perasaan bahwa ya inilah suatu perjuangan untuk mencapai suatu hal yang dianggap perlu suatu pengorbanan dan semangat yang revolusioner.
Mbak Puan pada waktu itu puncak perjuangan Bu Mega, apakah Mbak Puan pernah merasa takut, karena kan harus berhadapan dengan penguasa yang pada saat itu mutlak Kekuasaannya. Ada rasa takut nggak?
Alhamdulillah sih enggak ada rasa takut karena memang saya digembleng atau otomatis ya karena memang hari-hari seperti itu.
Jadi saya melihat semuanya semangat, ibu saya semangat, bapak saya semangat, orang-orang sekitar saya semangat. Jadi nggak ada perasaan takut karena saya merasa yah bersama dengan orang-orang yang punya pemikiran dan visi dan cita-cita yang sama.
Hanya ya ketidaknormalan mungkin yah yang harus saya hadapi berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan yang mungkin itu merasa 'aduh kok gini', tapi ya itulah suatu perjuangan yang sekarang setelah saya dewasa, setelah saya sekarang mendapatkan kesempatan amanah seperti ini, saya baru menyadari bahwa itu adalah perjalanan yang sangat berharga.
PDIP punya (target) hattrick, artinya ingin kembali memenangi kontestasi pada pemilu 2024. Menurut Mbak Puan, apa sih yang perlu dilakukan paling strategis dilakukan PDIP terutama untuk rakyat supaya dia kembali diterima oleh rakyat?
Ya, yang pertama pemimpin tanpa rakyat bukan apa-apa, begitu juga partai politik. Makanya sesuai dengan arahan Ibu Ketua Umum setiap arahannya seperti juga kemarin Alhamdulillah tanggal 10 Januari Ibu ketua umum sudah mengatakan turun ke bawah, bertemu dengan rakyat, bersentuhan dengan rakyat, tampung dan dengar apa yang diinginkan rakyat.