Puan Maharani Ceritakan Bagaimana Perjuangan PDIP di Masa Sulit, Semoga PDIP Bisa Menjadi 100 Tahun
Terlahir sebagai putri Megawati Soekarnoputri, Puan turut merasakan bagaimana perjuangan di masa-masa sulit PDIP.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Dewi Agustina
Berikut petikan hasil wawancara khusus Tribun Network dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani terkait momen HUT ke-50 PDIP:
Mbak Puan, tanggal 10 Januari 2023 yang lalu PDIP merayakan HUT emas, kebetulan dirayakan saat tahun politik. Buat PDIP dan Mbak Puan sendiri, ulang tahun ke-50 tahun ini apa maknanya?
Ya tentu saja ini bermakna, Alhamdulillah PDIP bisa sampai umur 50 tahun, umur emas. 50 tahun itu kan biasa dibilang tahun emas.
Tentu saja dinamika....sudah panjang sekali walaupun saya pun baru mengikuti secara langsung dari tahun 2006. Karena tahun 1999 dan lain-lain waktu itu saya hanya mengikut sebagai pengikut Bu Mega. Jadi kemanapun ibu Mega pergi kebetulan saya ikut.
Saya ikut merasakan bagaimana kemudian perjuangan dari PDI ke PDI Perjuangan.
Jadi bagaimana Ibu dan Bapak saya, saya harus sebut bapak saya, karena saat itu ada almarhum Bapak Taufiq Kiemas yang berjuang bersama-sama untuk bisa membangun PDI menjadi PDI Perjuangan.
Dan di tahun ke-50 ini tentu saja harapannya seperti Ibu Mega sampaikan semoga PDIP bisa menjadi 100 tahun. Menjadi partai yang kemudian bermanfaat bagi Nusa dan Bangsa.
Baca juga: Sekjen Jelaskan Maksud Megawati Bilang Jokowi Kasihan jika Tanpa PDIP
Untuk menjadi Indonesia raya yang seraya-rayanya sesuai dengan cita-cita dari Bung Karno. Harapannya yah seperti itu kita bisa berguna bagi masyarakat bagi Nusa dan bangsa dan bagi Indonesia.
Mbak Puan sepanjang mengikuti perjuangan PDIP 50 tahun, apa yang paling Mbak Puan tidak bisa lupakan?
Banyak sekali pengalaman dan hal-hal yang tidak bisa saya lupakan. Bagaimana waktu Ibu Mega berjuang pertama kali mau menjadi Ketua Umum.
Kan sudah secara de facto Sukolilo kan, saya ada, saya datang ke situ kemudian terakhir Ibu Mega mengatakan secara de facto saya ketua umum PDIP, namun tetap gak diterima oleh pemerintah.
Jadi pasang surutnya pasca Orde Baru sampai pasca reformasi bukan suatu hal yang mudah bagi PDI-P.
Bahkan ada peristiwa Kudatuli, peristiwa 27 Juli waktu itu saya juga ada. Karena waktu itu saya tinggalkan serumah bareng sama Ibu Mega.
Apa yang Mbak Puan waktu Kudatuli, yang Mbak Puan lihat dan rasakan?