Lembaran Baru Keraton Solo Pasca-Islahnya 2 Kubu yang Berseteru, Berbenah Selamatkan Warisan Bangsa
Konflik berpanjangan hingga puluhan tahun membuat gedung-gedung di Keraton Surakarta makin tidak terurus dan nyaris hancur.
Penulis: Alfin Wahyu Yulianto
Editor: fajri digit sholikhawan
"Itu perbaikan dari kami sendiri. Ada yang urun cat, untuk bayar tenaga," jelas Gusti Moeng.
Upaya penyelamatan keraton rupanya juga mendapatkan sambutan baik dari masyarakat.
Sejumlah relawan membuat gerakan bernama #SAVEKERATON guna membantu menyelamatkan Keraton Surakarta dari ambang kehancuran.
Dengan sukarela, puluhan orang dari berbagai daerah datang ke keraton untuk membantu membersihkan dan memperbaiki Keraton Surakarta.
Kanjeng Pangeran Eddy Wirabhumi selaku Sentana Dalem Keraton Surakarta mengapresiasi sejumlah relawan yang bersedia membantu keraton berbenah.
Diharapkan dengan hadirnya bantuan tenaga dari para relawan dapat mempercepat Keraton Surakarta untuk pulih dan bangkit dari keterpurukan.
Eddy turut mengingatkan bahwa upaya penyelamat Keraton Surakarta bukan untuk kepentingan segelintir orang.
Melainkan kepentingan bersama demi menjaga warisan bangsa.
"Ucapan terimakasih setinggi-tingginya untuk temen temen relawan. Bukan untuk siapa-siapa. Tapi untuk warga bangsa, untuk kita semua," jelas Eddy ditemui dalam kegiatan #SAVEKERATON pada Sabtu (7/1/2023).
Sementara itu salah seorang relawan #SAVEKERATON asal Klaten yakni Hamid Al Ikhsan (20) menuturkan alasanya bergabung dalam upaya memperbaiki Keraton Surakarta.
Hamid mengaku jiwanya terpanggil setelah tahu dua kubu yang berseteru telah islah dan Keraton Surakarta berupaya berbenah.
Motivasi utama Hamid ikut membersihkan keraton karena ingin ikut andil dalam upaya menyelamatkan warisan sejarah Indonesia termasuk Mataram Islam.
"Harapan saya untuk Keraton Solo supaya bisa kembali jaya. Bisa bersinar lagi sebagai penerus Dinasi Mataram," terang Hamid.
Selain upaya berbenah diri, Keraton Surakarta pun juga berupaya membuka diri untuk masyarakat.