Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PMI Bantu Peternak Ubah Perilaku Urus Hewan Agar Terhindar dari PMK

Sebanyak 64 ribu peternak saat ini sudah mengubah perilakunya sejak adanya pendampingan penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku.

Editor: Wahyu Aji
zoom-in PMI Bantu Peternak Ubah Perilaku Urus Hewan Agar Terhindar dari PMK
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Pengelola Sunnah Farm memberi pakan hewan kurban yang dijual di Jalan Ciganitri, Desa Cipagalo, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (20/6/2022). Di tengah maraknya penyakit mulut dan kuku (PMK), Sunnah Farm berupaya mencegah hewan kurban yang dijualnya bebas dari penyakit, di antaranya dengan karantina 14 hari di tempat asal hewan sebelum pengiriman, pemeriksaan kesehatan, pemberian multi vitamin, dan penyemprotan kandang dengan disinfektan oleh petugas dari dinas peternakan. Sementara harga hewan kurban di tempat ini bervariasi, untuk domba harga perekornya dari Rp 2,4 juta hingga Rp 7,5 juta, sedangkan untuk sapi dari Rp 18 juta hingga Rp 24 juta per ekor. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 64 ribu peternak saat ini sudah mengubah perilakunya sejak adanya pendampingan penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku(PMK).

Pendampingan tersebut dilakukan oleh Palang Merah Indonesia (PMI) untuk promosi kesehatan hingga pendampingan vaksinasi hewan serta membantu mengatasi krisis kesehatan pada hewan yang terdampak PMK.

Keterlibatan pertama PMI dalam penanggulangan zoonosis ini merupakan komitmen membantu pemerintah dalam mengatasi krisis kesehatan.

PMI menerjunkan relawannya di Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah serta Provinsi Aceh bersama pemerintah setempat melakukan pendampingan kepada peternak sapi dan kambing.

Beberapa layanan yang dilakukan dalam operasi ini diantaranya promosi kesehatan, desinfeksi kandang, serta bantuan non-tunai kepada peternak sapi dan kambing terdampak.

"Ini memang bukan krisis kesehatan yang menyerang manusia, tapi PMK ini memiliki efek ganda pada ekonomi dan sosial. Kami berkomitmen membantu masyarakat yang kesulitan,
dalam operasi ini adalah para peternak," kata Kepala Sub Divisi Tanggap Darurat Bencana dan Pemulihan Markas Pusat PMI, Ridwan S. Carman dalam pernyataannya yang diterima Tribun, Kamis(26/1/2023).

Berita Rekomendasi

Para petani kata Ridwan diajak agar memperhatikan kebersihan kandang, karena virus PMK bisa berpindah salah satunya dari alas kaki. Dari hasil intervensi ini dampaknya ada perubahan sikap dan perilaku, petani jadi mau melapor, dan rajin membersihkan kandangnya secara rutin.

Sebagai operasi pertama pada zoonosis, kegiatan tersebut dinilai sukses. Perwakilan Federasi Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional (IFRC), Dwi Handayani mengatakan, semua tahap dalam mitigasi bencana diaktifkan dalam operasi ini.

Hasilnya, capaian terhadap program ini pun melampaui target.

Baca juga: Penyakit Mulut dan Kuku Mungkin Masih Menyebar di Bali, Meski Tak Ada Lagi Kasus yang Resmi Dilaporkan

"Secara kuantitatif ini tercapai, tetapi yang penting secara kualitas juga. Saat ini baru satu-satunya perhimpunan nasional (di regional dan global) yang terlibat dalam zoonosis murni hewan, " kata Dwi yang juga Kepala Bagian Kesehatan dan Sanitasi IFRC delegasi Indonesia, Singapura, Malaysia, Brunei dan Timor Leste.

Selama lebih kurang tiga bulan, PMI telah melakukan promosi kesehatan ke 49.390 jiwa. PMI di tiga provinsi ini juga ikut mendampingi vaksinasi oleh dinas peternakan setempat
kepada sedikitnya 4.102 sapi, kerbau, kambing dan domba.

Sementara untuk desinfeksi kandang, tercatat menjangkau 11.174 penerima manfaat. Untuk bantuan non-tunai untuk peternak, PMI telah menyalurkan Rp1,6 miliar kepada 1.100 peternak terdampak di Magelang, dan Grobogan, Jawa Tengah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas