VIDEO EKSKLUSIF Cerita Dirut Arief Mulyadi Saat Nasabah PNM Malah Meningkat Di Saat Pandemi Covid-19
Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Arief Mulyadi mengungkap jumlah nasabah semakin bertambah banyak pada pandemi Covid-19.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Srihandriatmo Malau
Namun saya pastikan Bapak Presiden sangat serius membantu ultra mikro, beliau mendalami, menengok nasabah juga sering.
Sampai di G20 saat serah terima Presidensi dari Italia ke Indonesia, speech di side event Pak Presiden mengenai PNM Mekaar. Itu membanggakan untuk teman-teman.
Beliau menyanpaikan agar PNM terus memperluas penyaluran kredit dan pendampingan ultra mikro agar masyarakat bisa mengaktualisasikan kemampuan produktivitas.
Bisa diceritakan ketika pandemi terjadi apa yang dilakukan PNM untuk tetap survive?
Salah satunya bentuk kepedulian pemerintah melalui BPUM. Lalu selama satu tahun kita juga ada program subsidi bunga jadi ada skema yang membantu.
Kedua justru pertumbuhan kami tinggi di selama pandemi karena banyak muncul kegiatan subsistens yang selama pandemi malahan ibunya aktif bekerja.
Kalau pandemi kan tidak bisa bertemu secara langsung sedangkan dalam usaha ultra mikro pertemuan langsung menjadi kunci sukses, bagaimana tanggapan Anda?
Jadi satu kelompok 372 ribu itu anggotanya 1-10 nasabah kalau sampai 10 nasabah kita buat sub kelompok. Apabila sampai 40 nasabah kita buat sub kelompok lagi.
Ini jadi seperyi MLM. Jadi masing-masing ketua kelompok bertemu dengan ketua kelompok lain. Semua pesan dan arahan kami hanya melalui itu.
Persoalannya nasabah kami ini belum punya hanphone. Kalau punya justru menjadi pertanyaan jangan-jangan pembiayaan dipakai untuk beli handphone.
Apakah PNM sempat merumahkan karyawan saat masa pandemi untuk tetap bisa survive?
Pada 2020 di tengah turbulance pandemi nambah 14 ribu karyawan sebab yang didampingi jumlahnya juga terus bertambah.
Dan memang menjadi kesepakatan internal kita harus menumbuhkan kapasitas di masa pandemi Covid-19 kemarin.
Apakah ada cerita dalam menyalurkan pembiayaan dan mendampingi kelompok terpinggir?