Jokowi: Kota-kota Besar di Luar Jakarta Harus Mulai Berpikir Bangun MRT dan LRT
Untuk menekan kemacetan, Jokowi berharap kota-kota besar di luar Jakarta harus mulai berpikir bangun LRT, MRT dan moda transportasi massal lainnya.
Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap, kota-kota besar di luar Jakarta harus mulai berpikir ke arah LRT, MRT, dan moda transportasi massal yang lainnya.
Menurutnya, saat ini kemacetan tidak hanya terjadi di Jakarta.
Namun, kemacetan juga terjadi di kota-kota besar di luar Jakarta.
Hal tersebut disampaikan Jokowi saat meresmikan Terminal Amplas di Kota Medan dan Terminal Tanjung Pinggir di Kota Pematang Siantar di Provinsi Sumatra Utara, Kamis (9/2/2023).
"Kemacetan sekarang ini tidak hanya terjadi di Jakarta, tetapi juga di luar Jakarta, kota-kota besar misalnya Medan, Bandung, Surabaya, Makassar dan kota-kota besar yang lainnya mulai mengalami macet, yang sudah mulai harus kita perhatikan," ujar Jokowi, (09/02/2023), dikutip dari laman Sekretariat Kabinet RI.
Untuk itu, Jokowi mendorong pengembangan dan penggunaan transportasi massal di kota-kota besar sekaligus mengurangi ketergantungan kepada kendaraan pribadi sehingga dapat menekan kemacetan.
Baca juga: VIDEO Resmikan Dua Terminal di Sumut, Jokowi Singgung Citra Terminal yang Kotor dan Banyak Preman
"Di Jakarta sudah kita mulai MRT, sebentar lagi LRT jadi, sebentar lagi Kereta Cepat Antarkota Jakarta-Bandung juga selesai."
"Kita harapkan kota-kota besar di luar Jakarta harus mulai berpikir ke arah LRT, MRT, dan moda transportasi massal yang lainnya," tandasnya.
Sebelumnya, dalam sambutannya, Jokowi mendorong agar budaya menggunakan transportasi umum seperti bus terus dikembangkan.
"Kita harapkan dengan pembangunan Terminal Amplas, Kota Medan ini dan Terminal Tanjung Pinggir, Kota Pematang Siantar, budaya menggunakan transportasi bus ini bisa dikembangkan," ujar Presiden dalam peresmian yang dilakukan di Terminal Amplas, Kota Medan ini.
Presiden pun mengharapkan agar setelah dibuka, fasilitas publik ini dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
"Fasilitas yang namanya terminal bus (harus) yang baik, yang bersih, yang nyaman, yang para penumpang itu tidak seperti terminal-terminal yang lalu-lalu, yang kotor, yang banyak premannya. Siapa yang mau naik bus kalau hal tadi masih terjadi?" ujarnya.
Presiden mengungkapkan, Terminal Amplas ini tidak hanya melayani angkutan dalam kota tetapi juga antarkota dan antarprovinsi.
"Tadi saya bertanya kepada driver, dari sini ada yang ke Pekanbaru, ada yang ke Dumai, ada yang ke Jakarta, ada juga yang ke Pematang Siantar, ada juga dari sini yang menuju ke bandara."
"Pelayanan-pelayanan itulah yang ingin diberikan oleh Terminal Amplas Kota Medan ini," ujarnya.
Sebagai informasi, pembangunan Terminal Amplas dibiayai oleh Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan menghabiskan anggaran sebesar Rp43 miliar.
Revitalisasi terminal penumpang Tipe A ini dilaksanakan selama tiga tahun, sejak 2020 hingga 2022.
Revitalisasi terminal ini menitikberatkan pada konsep mix use, yaitu pengembangan terminal yang terintegrasi dengan pusat perekonomian, seperti mal, hotel, dan lain sebagainya, serta sistem pembelian tiket secara elektronik.
(Tribunnews.com, Widya)