Kenapa Harus Bayar Utang Rp50 Miliar Jika Kalah di Pilkada DKI Jakarta? Ini Jawaban Anies Baswedan
Anies pun menjelaskan alasan dirinya tak perlu lagi membayar jasa para pendukungnya yang telah memberikan sumbangan kampanye jika menang.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Malvyandie Haryadi
"Karena yang punya likuiditas itu Pak Sandi, kemudian memberikan pinjaman kepada Pak Anies," ujar Erwin.
Erwin lalu mengungkapkan bahwa pinjaman tersebut diberikan ke Anies sekitar Rp 50 miliar.
"Nilainya berapa yah, 50 miliar barangkali," ucapnya.
Ia juga menyebut jika utang Rp 50 tersebut belum lunas dibayar oleh mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
"Saya kira belum (lunas) barangkali yah," ucap Erwin.
Respons Sandiaga Uno
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno menyampaikan pihaknya memutuskan ingin menutup pembicaraan soal utang piutang Anies Baswedan sebesar Rp50 miliar kepada dirinya pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.
Menurutnya, hal tersebut diputuskannya setelah dirinya salat istiqarah dan berkonsultasi dengan pihak keluarganya mengenai utang piutang tersebut.
"Ya setelah saya salat istiqarah menimbang konsultasi dengan keluarga, saya tak ingin melanjutkan pembicaraan mengenai ini. Dari saya cukup sekian," ujar Sandiaga Uno seusai menghadiri acara satu abad Nahdlatul Ulama (NU) di Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (7/2/2023).
Sandiaga menyatakan bahwa pihaknya kini hanya ingin fokus menatap kontestasi Pemilu 2024 mendatang.
"Saya ingin fokus menatap masa depan kontestasi demokrasi tinggal sebentar lagi, mari tatap masa depan dengan rasa suka cita gembira dan rasa persatuan," katanya.
Lebih lanjut, Sandiaga Uno memastikan persoalan ini tidak akan membuat hubungan baiknya dengan Anies Baswedan menjadi renggang.
"Kami bersahabat dan sebagai sahabat yang sekarang tugasnya saya di Kementerian fokus saya pada tugas saya untuk membangkitkan ekonomi," jelasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.