Belum Ramaikan Capres 2024, Masinton Pasaribu: PDIP Utamakan Politik Kebangsaan
Masinto mengatakan, PDI Perjuangan meski sudah punya boarding pass (Capres) tetapi karakteristik PDIP itu bukan partai yang mau jumawa
Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Eko Sutriyanto
"Kalau kita bicara buru-buru berburu tiket capres dan cawapres yang harus kita pahami adalah syaratnya 20 persen kursi di DPR RI," kata Mansinton di Jakarta Pusat, Selasa (14/2/2023).
Masinton melanjutkan logikanya adalah pemenuhan syaratnya dulu jadi apa yang dilakukan teman-teman parpol yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya. Menurutnya tahapannya sudah benar dipenuhi dulu syaratnya.
"Bahwa nanti akan mengusung siapa yang akan diusung capres dan cawapresnya, syaratnya terpenuhi dulu," jelasnya.
Menurut Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan itu idealnya syaratnya dulu terpenuhi bukan kemudian mendeklarasikan bakal calon presiden tapi syaratnya belum terpenuhi.
"Yang ada orang yang dideklarasikan iya-iya aja lagi. Harusnya ini sudah terpenuhi belum. Kalau belum jangan dulu. Tapi karena mungkin ketidaksabaran iya-iya saja," lanjutnya.
Menurut Mansinton logika tersebut berlompat-lompat. Logika yang melompati aturan perundang-undangan.
"Tapi saya tidak tahu bagaimana pengambilan keputusannya," sambungnya.
Kemudian Mansinton menilai partai politik lazim punya calon entah itu kadernya atau ketua umumnya. Ia mencontohkan misalnya Golkar dengan Airlangga Hartarto dan Gerindra dengan Prabowo Subianto.
"Itu untuk mensolidkan parpol. Kemudian anehnya lagi bicara perubahan apa konsepsi perubahannya. Ada tidak diferensiasi gagasan ide yang mau diubah itu apa," ungkapnya.
Menurut Mansinton sampai hari ini rakyat hanya disuguhkan slogan semata.
"Tapikan kita hari ini disuguhkan tagline perubahan tapi tidak ada konsepsi perubahannya apa. Harusnya 20 persennya terpenuhi dulu, idenya dimatangkan baru munculkan calonnya. Idealnya seperti itu," tutupnya.