Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Haedar Nashir: Megawati dari Keluarga Besar Muhammadiyah

Soekarno pernah menyampaikan penyesalan tidak pernah ditarik iuran anggota Muhammadiyah setelah menjadi Presiden pertama RI.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Haedar Nashir: Megawati dari Keluarga Besar Muhammadiyah
Youtube Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi dan Megawati Soekarnoputri menghadiri Pembukaan Muktamar XVIII PP Pemuda Muhammadiyah di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (22/2/2023). /Foto: Tangkapan Layar 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir berterima kasih kepada Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri yang hadir dalam acara Muktamar Ke-18 Pemuda Muhammadiyah di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (22/2/2023).

Dalam sambutannya, Haedar mengatakan bahwa Megawati bukan orang lain bagi Muhammadiyah.

Megawati merupakan bagian dari keluarga besar Muhammadiyah.

“Bagi ananda sekalian Angkatan Muda Muhammadiyah, Ibu Megawati bukan siapa-siapa, bukan orang lain, dari keluarga besar Muhammadiyah,” kata Haedar.

Baca juga: Haedar Nasir Sebut Jokowi Termasuk Presiden yang Sering Hadiri Acara Muhammadiyah

Megawati, kata dia, merupakan anak dari pasangan Presiden Soekarno dan ibu Fatmawati.

Soekarno adalah anggota resmi Muhammadiyah yang pada tahun 1938-1942 menjadi pimpinan Majelis Pendidikan dan Pengajaran Muhammadiyah.

BERITA TERKAIT

“Beliau (Soekarno) juga tahun 62 ketika menutup muktamar setengah abad menyampaikan makin lama kata beliau saya makin cinta Muhammadiyah,” katanya.

Soekarno juga, kata Haedar, pernah menyampaikan penyesalan tidak pernah ditarik iuran anggota Muhammadiyah setelah menjadi Presiden pertama RI.

Padahal ia menyampaikan sudah lama saya menjadi anggota Muhammadiyah.

Soekarno, lanjut Haedar, merupakan anak didik pendiri Muhammadiyah Kiai Ahmad Dahlan.

“Beliau menyampaikan kesaksian, sudah lama saya, selain menjadi anggota Muhammadiyah, saya ngintil ngintil itu dzawil kurba menjadi murid spritiual dan intelektual kiai Dahlan sejak beliau bertemu usia 18 tahun di rumah Surabaya di rumahnya Cokroaminoto. kiai Dahlan lah yang mengajarkan agama sampai dia mengatakan saya masuk Muhammadiyah karena sesuai alam pikiran punya saya yaitu Islam progresif, Islam berkemajuan,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas