Jokowi Ingatkan Soal Ancaman Peluang Kerja yang Bakal Digantikan Robot
Jokowi mengingatkan, tanpa penguasaan keahlian baru, peluang kerja baru bisa diambil oleh pekerja dari negara lain atau bisa digantikan dengan mesin
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut angkatan kerja di Indonesia bertambah sebanyak 3,5 juta setiap tahunnya.
Padahal, saat ini saja angkatan kerja di Indonesia sudah berjumlah 143 juta orang.
"Jumlah angkatan kerja kita sangat besar, mencapai 143,7 juta orang dan akan terus bertambah sekitar 3,5 juta orang setiap tahunnya," kata Jokowi saat peluncuran Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi, di Jakarta, Selasa (21/2).
Dengan besarnya jumlah pertambahan angkatan kerja itu, Indonesia diprediksi akan mengalami puncak bonus demografi pada 2030.
Saat ini jumlah penduduk usia produktif akan lebih besar mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk yang diproyeksikan sejumlah 297 juta jiwa.
Bonus demografi inilah yang akan dimanfaatkan lewat program revitalisasi ini untuk melompat menjadi negara maju di tahun 2045.
Jokowi menilai pesatnya peningkatan jumlah angkatan kerja bisa menjadi peluang bagi Indonesia untuk lompat sebagai negara maju.
Untuk itu, menurutnya, pemerintah harus bekerja dengan cepat meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), merevitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi.
Baca juga: Tak Ingin Lapangan Kerja Diambil TKA, Presiden Jokowi Minta Kualitas SDM Indonesia Ditingkatkan
Nantinya, lulusan vokasi diharapkan siap memenuhi kebutuhan tenaga kerja di dalam dan luar negeri dengan menguasai emerging knowledge atau keahlian baru.
"Bonus demografi ini harus kita manfaatkan untuk melompat menjadi negara maju sebagai jalan keluar dari jebakan negara dengan pendapatan menengah dan masuk dalam 5 besar negara dengan ekonomi terkuat di dunia pada tahun 2045," kata Jokowi.
Ia menegaskan ruang kerja yang tersedia dalam negeri maupun global harus diisi oleh SDM yang memiliki keahlian, dedikasi, etos kerja yang tinggi, semangat dan cita-cita untuk mewujudkan kemajuan Indonesia.
Jokowi juga mengatakan saat ini perkembangan begitu cepat. Banyak pekerjaan baru yang membutuhkan keahlian baru.
Sehingga, tanpa penguasaan keahlian baru, peluang-peluang kerja baru bisa diambil oleh pekerja dari negara lain atau bisa digantikan dengan mesin dan robot.
"Karena itu kita harus bekerja cepat meningkatkan kualitas SDM, melakukan revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi kita agar lulusannya siap memenuhi kebutuhan tenaga kerja di dalam negeri dan siap berkompetisi di pasar kerja global yang menguasai emergent knowledge atau keahlian-keahlian baru. Tanpa penguasaan keahlian baru, kita akan ditinggalkan," kata Jokowi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.