Mahfud MD: Tidak Ada Damai Dalam Pidana, Penjahat Berhadapan dengan Negara, Bukan Korban
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD menegaskan tidak ada kata damai dalam kasus pidana.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD menegaskan tidak ada kata damai dalam kasus pidana.
Mahfud menyampaikan hal tersebut menanggapi kasus penganiayaan oleh anak pejabat pajak, Mario Dandy Satrio, terhadap anak salah satu Pengurus Pusat GP Ansor, David.
Ia menegaskan dalam kasus pidana, penjahat berhadapan dengan negara, bukan dengan korban.
Oleh sebab itu, kata dia, kasus tersebut akan tetap dibawa jaksa ke pengadilan.
Hal tersebut disampaikannya usai menghadiri acara pembukaan Halaqoh Nasional Alim Ulama MP3I di Menara Peninsula Jakarta pada Jumat (24/2/2023).
"Begini ya, kalau di dalam hukum pidana itu tidak ada damai. Kalau perdata damai. Kalau hukum pidana itu penjahat itu berhadapan dengan negara, bukan berhadapan dengan korban," kata Mahfud.
"Oleh sebab itu kalau ada damai dalam hukum pidana, misalnya saya menempeleng kamu, udah damai, nggak boleh saya harus tetap dibawa ke pengadilan oleh negara, oleh jaksa, bukan oleh kamu," sambung dia.
Mahfud mengatakan meski perdamaian bisa dilakukan oleh para pihak secara pribadi, namun demikian negara melalui kejaksaan akan tetap membawa kasus tersebut ke pengadilan.
Bahkan, ia juga sudah meminta aparat penegak hukum untuk mencari pihak-pihak lain yang terlibat dalam kasus tersebut.
"Maaf secara pribadi, damai secara pribadi, tapi negara tetap membawa (ke pengadilan). Dan sekarang yang bersangkutan juga sudah ditahan. Jadi tidak ada damai dan saya sudah minta agar dicari lagi siapa yang terlibat," kata dia.
Terkini, A, seorang wanita yang merupakan teman dari anak pejabat pajak, Mario Dandy Satrio (20) saat ini masih diperiksa oleh penyidik Polres Metro Jakarta Selatan.
Sejauh ini, A yang disebut menjadi pemicu kasus penganiayaan yang dilakukan Mario terhadap anak salah satu Pengurus Pusat GP Ansor, David (17) kini masih berstatus saksi.
"Masih kami dalami, statusnya sampai dengan saat ini masih sebagai saksi. Penyidikan berdasarkan perkembangan atau update fakta," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan di Polres Metro Jakarta Selatan, Jumat (24/2/2023).
Ade Ary mengatakan pihaknya saat ini masih mendalami keterlibatan A dalam kasus ini.