Mengenal Literasi Digital Sejak Dini, Ciptakan Generasi Muda Cakap Digital
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama GNLD Siberkreasi menginisiasi Kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menginisiasi Kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia.
Kampanye ini digaungkan melalui program literasi digital nasional sektor pendidikan wilayah Sulawesi bagi siswa SMP dan SMA di kota Parepare, Sulawesi Selatan, Kamis (23/2/2023).
Mengangkat tema 'Mengenal Literasi Digital Sejak Dini', kegiatan webinar ini dihelat untuk meningkatkan tingkat Literasi Digital 50 juta masyarakat Indonesia pada 2024 menuju Indonesia #MakinCakapDigital.
Dalam program #literasidigitalkominfo kali ini, Sekretaris Dinas Pendidikan kota Parepare, Makmur Husain pun menyampaikan materi mengenai budaya digital.
Ia menjelaskan bahwa ruang lingkup budaya digital seharusnya berbarengan dengan budaya Pancasila, sehingga dengan adanya kurikulum merdeka saat ini diharapkan dapat membentuk karakter Pancasila pada diri seluruh siswa.
"Kita semua bersaudara, jadi kita tidak boleh saling mencemooh, kita harus siap menghadapi tantangan, dan memanfaatkan digital dalam mencari ilmu. Sebenarnya karakter Pancasila sudah ada di kurikulum merdeka yang memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk berkreasi, tetapi semua harus beretika," kata Makmur, dalam keterangannya.
Survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kemkominfo dan Katadata Insight Center pada 2021 menunjukkan skor atau tingkat literasi digital masyarakat Indonesia berada pada level sedang dengan nilai 3,49 dari 5,00.
Sehingga upaya dalam meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dilakukan melalui pemanfaatan teknologi digital secara positif, produktif dan aman.
Upaya ini berfokus pada materi yang didasarkan pada 4 pilar utama Literasi Digital, yakni kecakapan digital, etika digital, budaya digital dan keamanan digital.
Terkait aspek kecakapan digital, Dosen dan Kaprodi Ilmu Administrasi Publik Fisip Unpar sekaligus Pengurus DPP IAPA, Trisno Sakti Hermawanto mengatakan bahwa penggunaan handphone tidak selalu memberikan dampak buruk pada siswa.
Karena mereka juga dapat mengembangkan kreativitas yang dimiliki melalui pemanfaatan gadget satu ini.
"Kita harus tahu mesin pencarian kalau ingin membuat tugas, cari di google dengan kata kuncinya. Ada yang pernah tahu TikTok? Pasti sudah punya semua, nah bisa dipakai untuk latihan berbicara dan lainnya. Adik-adik bisa didampingi oleh bapak dan ibu guru, lakukan hal-hal yang bisa mengembangkan diri menjadi positif," tegas Trisno.
Sementara itu, Penerjemah dan Content Writer, Zulfan Arif menjelaskan bahwa terkait aspek keamanan digital, ia menegaskan bahwa aspek ini sangat penting karena berinternet 'tidak selamanya aman'.
Ia pun memberikan tips aman dalam berinternet, di antaranya dengan memahami jejak digital.
Baca juga: Di Era Disrupsi Digital, Penting Jadi Warga yang Cakap Digital
Terkait jejak digital, Zulfan menjelaskan bahwa hal ini sangat krusial karena merupakan data yang diposting di internet.
Sehingga siapapun yang menggunakan internet, harus menjaga apapun yang mereka lakukan maupun tinggalkan di jagad maya.
"Jangan sampai menyakiti orang lain, menyinggung orang lain, kita tidak boleh mengintimidasi orang, kita tidak boleh komentar (buruk) di akun atau postingan orang karena kita bisa dilaporkan dan melanggar pasal-pasal dan undang- undang. Think before posting ini penting," kata Zulfan.