Kepanikan di Jumat Malam Saat Depo Plumpang Kebakaran, Ada yang Menghilang Setelah Selamatkan Ayah
Sejumlah warga bercerita tentang upaya mereka menyelamatkan diri saat Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara kebakaran
Penulis: Adi Suhendi
Di sisi lain, Yusuf pasrah jika memang harus direlokasi dari rumah yang ditinggali sejak tahun 1990 itu.
"Ya kalau kayak kita mah ikutin aja, yang penting adil aja," tuturnya.
Lain halnya dengan Mimizen (38), warga di sekitar Kelurahan Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara.
Ibu empat anak tersebut sangat panik ketika mendengar tiga kali ledakan di sekitar Depo Pertamina Plumpang hingga terbakar kala itu.
Awalnya, Mimizen mengatakan dirinya sedang melaksanakan ibadah salat Isya.
Lalu, tiba-tiba dirinya mencium aroma bensin yang menyengat sebelum terjadinya kebakaran.
"Terus ada petir 3 kali terus anak saya saya bangunin, kok bau bensin, kok bau tiner ini," kata Mimizen saat ditemui di lokasi, Sabtu (4/4/2023).
Saat itu, dia mencoba memastikan bau bensin tersebut dengan keluar rumah. Namun, apa yang dia lihat saat itu hanya orang-orang berlarian menyelamatkan diri.
"Saya keluar rumah kok di luar ada apa ya ribut-ribut, saya buka gerbang ada yang bilang 'bu Pertamina kebakaran'. Saya lari ke dalam saya bangunin anak saya, ambil hp, ambil motor. Jadi saya ambil mukena sama Al-Qur'an saya masukin kresek," ucapnya.
Kepanikannya ditambah dengan adanya tiga kali ledakan malam itu.
Dia hanya bisa berlari bersama keluarganya dengan terus berdoa di dalam hatinya saat peristiwa itu terjadi.
"Buka gerbang itu ada tiga kali ledakan. Pertama kecil, kedua sedang dan langsung besar. Langsung saya teriak Allahuakbar, istiqfar," katanya.
Namun, dalam kondisi panas dan bau yang menyengat, Mimizen tak bisa berbuat banyak karena sudah banyak warga yang berlarian sehingga membuat jalan tersendat.
"Sudah penuh, dijalan sampai stak, sesak sudah gak bisa gerak sekali. Agak longgar saya belok ke kelurahan ada kali 1 jam baru longgar itu sudah gak ada hawa bernapas, sudah bau bensin, bau segala macam sudab gak ada rasa udara segar lagi," tuturnya.
Beruntung, seluruh keluarganya bisa terselamatkan dalam Insiden maut tersebut. Dia juga bersyukur karena api juga tak membuat rumahnya hancur.
Sementara itu, Ketua RW 12, Kampung Tanah Merah Bawah, Kelurahan Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, Abdus mengatakan sebelum kebakaran warga sempat mencium aroma bocoran bensin.
Menurutnya, sejumlah warga mengalami mual hingga pingsan akibat aroma menyengat tersebut.
"Ini sebelum dentuman ledakan itu ini area, dua RW ini dipenuhi hawa BBM. itu sampai-sampai ada yang muntah dan ada yang pingsan," katanya di lokasi, Sabtu (4/3/2023).
Abdus menuturkan pihaknya pun segera mengevakuasi warga yang mual dan pingsan untuk menjauh dari kawasan Depo Pertamina Plumpang.
Bahkan, dia menuturkan ada tujuh orang warga alami pingsan di tengah jalan, sebelum dentuman terjadi.
"Panas itu, di jalan yang sekarang kita pijak ini semalam sekitar tujuh orang yang bergelimpangan," ujar Abdus.
Abdus menyebut setelah bau menyengat itu menyeruak di sekitar lokasi, secara tiba-tiba dentuman pun terjadi.
Warga yang masih berdesakan, semakin panik dan berusaha menyelamatkan diri dari pusat kobaran api.
"Jeda waktu setengah jam kita masih sempat mengevakuasi warga di sana asli bau sekali. Nah jam 8 malam terjadi dentuman keras," ungkapnya.
Mardongan, Ketua Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK) setempat juga mengisahkan hal yang sama.
Menurutnya, kejadian itu bermula ketika sejumlah warga mulai mencium aroma semacam bocoran bensin.
"Memang pada saat keluar dari rumah itu sudah tercium bau menyengat yah semacam bensin, gas," kata Mardongan di lokasi.
Saat hendak menuju ke lokasi kebakaran, Mardongan menyebut dirinya melihat kobaran api sudah berada di jalan.
"Nah akhirnya saya mau menuju ke sini begitu nyampe di gang sana sudah, api sudah di jalan," ujarnya.
Dia menceritakan kobaran api tersebut diiringi dengan bunyian seperti ledakan dan dentuman keras.
"Sudah berbunyi ledakan, dentuman keras jadi saya jalan dari sini itu sepanjang jalan ini sampai sana terbakar semua," ungkap Mardongan.
Mardongan menuturkan akibat kobaran api yang mulai membesar akhirnya sejumlah warga pun kabur.
"Jadi kita akhirnya kabur semua. Warga berhamburan keluar," ucapnya.
18 Orang Meninggal Dunia
Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina Nicke Widyawati mengkonfirmasi bahwa hingga Sabtu (4/3/2023) sore, korban meninggal dunia dalam peristiwa kebakaran itu mencapai 18 orang.
Hal itu disampaikan Nicke Widyawati usai menjenguk korban luka di RS Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta.
"Seluruh manajemen Pertamina menyampaikan belasungkawa duka cita yang sebesar-besarnya karena insiden kebakaran pipa di terminal Plumpang ini telah menyebabkan 18 orang yang meninggal," kata Nicke, Sabtu (4/3/2023).
Nicke menyampaikan bahwa pihaknya dan seluruh jajaran Pertamina menyampaikan permohonan maaf yang mendalam atas terjadinya insiden ini
"Tidak ada satupun dari kita yang menginginkan insiden tersebut terjadi," ungkapnya.
Nicke mengatakan hingga kini ada 35 orang yang tengah menjalani perawatan intensif di sejumlah rumah sakit di Jakarta.
Pada korban tersebut tersebar mulai dari 25 orang dirawat di RSPP, di RS Pertamina Jaya 2 orang, RSUD Koja 3 orang, RSCM 1 orang, RS Tugu Koja 2 orang dan RS Pelabuhan 2 orang.
"Total kami monitor terus kami berikan penanganan yang terbaik dan juga kepada keluarga yang ditinggalkan kami juga memberikan perhatian yang sama besar," jelasnya.
Terpisah, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan masih ada 12 jenazah korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang yang masih belum teridentifikasi.
"Sementara masih ada 12 lagi yang sedang dilaksanakan pemeriksaan dengan metode pengecekan DNA dan ontologi," ujar Kapolri saat mengunjungi posko DVI post mortem RS Polri, Kramat Jati pada Sabtu (4/3/2023).
Ia menuturkan pihaknya baru bisa mengidentifikasi 2 kantong jenazah dari 15 kantong jenazah yang diterima oleh RS Polri Kramat Jati hingga Sabtu (4/3/2023) sore.
"Saat ini proses pemeriksaan post mortem sedang berlangsung, tadi juga sudah dilaporkan dari pemeriksaan jenazah yang saat ini ada di RS Kramat Jati, 2 sudah terindentifikasi dengan pemeriksaan sidik jari," ungkap Kapolri.
Kapolri pun meminta agar pihak keluarga korban untuk melaporkan data-data kepada pihak RS Polri untuk membantu dalam proses identifikasi terhadap 15 kantong jenazah yang telah diterima.
"Bagi masyarakat yang kehilangan keluarga kami membutuhkan kehadiran dari keluarga kandung apakah itu kakak, kakak kandung, adik kandung atau anak kandung ataupun orang tua untuk kita ambil sampel untuk kita bandingkan dengan sampel DNA yang sudah kita ambil dari 12 jenazah yang ada di sini," tukas Kapolri. (Tribunnews.com/ Abdi/ Naufal/ Fransiskus/ Igman)