Bijak Sebarkan Konten Positif di Jagad Maya, Masyarakat Diajak Tingkatkan Literasi Digital
Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) terus mendorong upaya untuk meningkatkan literasi digital
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) terus mendorong upaya untuk meningkatkan literasi digital pada generasi muda Indonesia.
Satu di antaranya melalui kolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi dengan mengadakan program literasi digital nasional.
Kali ini, program ini menyasar sektor pendidikan di Sulawesi, khususnya para siswa di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Selasa (7/3/2023).
Program yang mengangkat tema 'Pemanfaatan Internet untuk Menyebarkan Konten Positif' ini bertujuan untuk meningkatkan Literasi Digital 50 juta masyarakat Indonesia pada 2024 menuju Indonesia Makin Cakap Digital.
Menurut Survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kemkominfo dan Katadata Insight Center pada 2021, skor atau tingkat literasi digital masyarakat Indonesia berada pada level sedang dengan raihan nilai 3,49 dari 5,00.
Dalam webinar 'literasi digital Kominfo' tersebut, materi yang disampaikan didasarkan oada 4 pilar utama Literasi Digital yakni kecakapan digital, etika digital, budaya digital dan keamanan digital.
Content Writer, Lukman Hakim pun menjelaskam mengenai kecakapan digital.
Menurutnya, cakap bermedia sosial adalah mampu memahami, menggunakan dan mengetahui bagaimana bermedia digital secara baik dan bijak, satu di antaranya dengan menghindari konten negatif.
"Teknologi berkembang terus menerus, kita dituntut untuk selalu siap beradaptasi. Dalam proses beradaptasi itu kita harus sadar bahwa teknologi hanya sebatas alat dan manusia adalah tuannya. Jangan sampai kita yang dikendalikan olehnya," kata Lukman.
Sementara itu terkait etika digital, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pinrang, Andi Matjtja menjelaskan alasan mengapa kita harus etis di ruang digital.
Baca juga: Di Era Disrupsi Digital, Penting Jadi Warga yang Cakap Digital
Hal itu karena dalam ruang digital terjadi interaksi dan terjalin komunikasi dengan orang lain dari berbagai kultur.
"Etika digital ditawarkan atau diajarkan sebagai pedoman dalam menggunakan berbagai platform digital secara sadar, tanggung jawab, berintegrasi dan menjunjung nilai-nilai kebajikan antar insan dalam menghadirkan diri, kemudian berinteraksi, berpartisipasi, dan berkolaborasi dengan menggunakan media digital," jelas Andi.
Content Creator Alvina Margareta yang juga merupakan Key Opinion Leader pun memberikan pemahaman mengenai keamanan digital.
Ia mengatakan bahwa tingginya aktivitas digital membuka potensi buruk seperti penipuan dan pencurian akun, sehingga diperlukan pemahaman masyarakat terkait keamanan digital.
Ia pun mengingatkan tidak ada yang aman 100 persen di dunia digital, sehingga yang bisa dilakukan adalah mengurangi risikonya melalui cara berpikir kritis dan tidak mudah percaya dengan informasi yang diperoleh di internet.
"Ada beberapa kompetensi dalam keamanan digital, yaitu mengamankan perangkat digital, mewaspadai penipuan digital, memahami rekam jejak digital, memahami keamanan digital bagi anak-anak," kata Alvina.
Baca juga: Mengenal Literasi Digital Sejak Dini, Ciptakan Generasi Muda Cakap Digital