Fungsi Ogoh-ogoh dalam Perayaan Hari Raya Nyepi, Representasi Bhuta Kala yang Dibakar setelah Pawai
Fungsi ogoh-ogoh di Hari Raya Nyepi yang menjadi representasi Bhuta Kala yang dibakar setelah pawai. Ogoh-ogoh identik berwujud raksasa yang seram.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti

TRIBUN BALI/RIZAL FANANY
Para pemuda mengarak ogoh-ogoh sebagai simbol sifat buruk dalam pawai ogoh-ogoh 2017 menjelang Nyepi tahun Caka 1939 desa Tegalalang, Gianyar, Bali, Minggu (26/3/2017). Berikut ini fungsi ogoh-ogoh dalam perayaan Hari Raya Nyepi.
Kemudian, perayaan Nyepi di Bali dilanjutkan dengan Ngembak Geni.
Biasanya, pada ritual ini masyarakat Bali akan saling berkunjung ke sanak saudara atau melakukan Dharma Shanti.
Penutup rangkaian nyepi ini menjadi pertanda untuk memulai lembaran baru dengan hati yang bersih.
Para pemuda juga akan melakukan omed-omedan usai tradisi Ngembak Geni.
Festival ini dilakukan untuk mempererat keakraban antar umat Hindu.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Hari Raya Nyepi
Berita Rekomendasi
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.