Pedagang Pasar Takjil Benhil Dipatok Biaya Sewa Rp250 Ribu hingga Rp2 Juta Selama Ramadan
Pedagang takjil disediakan tempat untuk menjajakan dagangannya di tempat yang strategis.
Penulis: Naufal Lanten
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasar takjil Bandungan Hilir (Benhil) terkenal dengan jajanan untuk berbuka puasa yang variatif.
Pedagang takjil disediakan tempat untuk menjajakan dagangannya di tempat yang strategis.
Namun lapak yang disediakan di depan Kepolisian Sub Sektor Bendungan Hilir ini tak cuma-cuma.
Pedagang dikenakan tarif jika ingin berjualan takjil di Pasad Benhil. Hal itu disampaikan Ketua RW 01 Kelurahan Bendungan Hilir, Prety Abas.
“(Biaya sewa), berbeda-beda, ini kan khusus untuk warga RW 01. Kalau warga itu Rp 250 ribu, selama sebulan Ramadhan," ucap Prety di Pasar Benhil, Jakarta Pusat, Kamis (23/3/2023).
Lebih jauh ia mengatakan bahwa biaya sewa untuk warga RW 01 cenderung lebih murah dibandingkan masyarakat luar. Adapun untuk non-warga RW 01 dikenakan biaya hingga Rp2 juta.
“Jadi kalau bukan warga itu dari luar, sekitar dua jutaaan,” ucapnya.
Baca juga: Pasar Takjil Benhil Ramai Dikunjungi Pembeli pada Hari Pertama Ramadan 2023
Menurut Prety, biaya tersebut dikenakan untuk membayar sewa meja dan atap yang disediakan terhadap para pedagang.
Ia juga menjelaskan alasan memasang tarif berbeda bagi warga RW 01 dan yang bukan. Itu bertujuan untuk subsidi silang dan mengutamakan pedagang dari wilayahnya terlebih dahulu.
“Kita untuk subsidi silang gitu loh. karena warga kan kita gak mungkin ini mahal dong, masa warga sendiri dikenakan mahal.”
"Jadi untuk pembayaran itu, kita kan membuat awning nih, tadinya kita pakai tenda jadi kita pakai awning,” papar Prety.
Meski mematok tarif yang lebih tinggi untuk non-warga RW 01, Prety mengatakan pihaknya juga membatasi jumlah pedagang untuk pihak luar yang hanya 10 lapak dari total 50 pedagang yang berjualan di Pasar Benhil.
Lebih jauh ia mengatakan bahwa nantinya uang pungutan tersebut juga akan diberian sebagai santunan anak yatim.
“Terus kita untuk buat meja dananya buat santunan anak yatim,” ucap dia.
Pasar takjil ini, kata Prety, sudah ada sejak 10 tahun yang lalu. Mulanya, para pedagang biasa menggelar lapaknya di depan Pasar Benhil.
"Bazar Ramadhan ini udah ada 10 tahun. Jadi bukan baru pertama, awalnya itu ada di depan pasar Benhil. Tapi karena sekarang pasar Benhil sudah tidak boleh, jadi direkrut oleh ketua RW," jelasnya.
Meski sempat terdampak pandemi COVID-19, Prety bersyukur, tahun ini pasar takjil kembali ramai didatangi masyarakat. Sekitar 50 pedagang kembali memenuhi lapak-lapak yang telah disediakan.
"Sekarang ini makanya kita ini banget, hari pertama bisa seramai ini. Kurang lebih (ada) 50 (pedagang)," tukas dia.