Menparekraf Masih Berharap Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno masih berharap Indonesia tetap menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno masih berharap Indonesia tetap menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Hal itu disampaikan Sandiaga di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, (28/3/2023).
“Kami sangat berharap Indonesia tetap menjadi tuan rumah piala dunia dan kita harapkan ini jadi bagian pemulihan ekonomi,” kata Sandiaga.
Menurutnya gelaran Piala Dunia U-20 merupakan event unggulan pada 2023 ini yang diharapkan akan mendatangkan wisatawan baik itu lokal maupun mancanegara.
Parawisata Indonesia kata Sandiaga masih ditopang oleh gelaran event-event besar berskala internasional.
“Jadi kita sudah menghitung bagian daripada 7,4 juta wisata macanegara, pergerakan wisatawan 1,4 miliar, ini juga ditopang oleh event event berkelas dunia yang banyak menarik kunjungan, dan menggerakan ekonomi kreatif kita,” katanya.
Sandiaga mengaku optimis Indonesia masih bisa menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Indonesia merupakan negara besar yang telah sukses menyelenggarakan event-event internasional.
“Saya optimis tetap jadi karena saya lihat peluang ada di kita, kita ini negara besar di dunia. Kita punya kesuksesan menyelenggarakan G20. Saya anggap optimis ini bisa jadi pemulihan negara kita,” pungkasnya.
Sebelumnya Plt Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah terus berupaya mencari jalan keluar terkait polemik keikutsertaan Israel pada Piala Dunia U-20.
Indonesia sempat mengajukan prasyarat khusus kepada FIFA terkait keikutsertaan Timnas Israel di Piala Dunia U-20.
Hanya saja kata dia pra-syarat yang diajukan tersebut tidak dapat disepakati.
"Tentu saja kita sangat menyayangkan kondisi-kondisi atau syarat-syarat yang kita ajukan ke FIFA kelihatannya tidak mendapatkan kesepakatan," kata Muhadjir di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (27/3/2023).
Muhadjir tidak menyebutkan apa saja syarat yang diajukan Indonesia kepada FIFA tersebut. Yang pasti kata dia apa yang dilakukan pemerintah tidak melanggar konstitusi.
"Pokoknya yang kita pegang itu adalah bahwa ini masalahnya bukan soal kebijakan tapi ini soal kepatuhan terhadap konstitusi. Dan konstitusi kita itu di dalam UUD alinea pertama itu bahwa sesungguhnya kemerdekaan ialah hak segala bangsa. Dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapus karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan," katanya.
Baca juga: Jusuf Kalla Dukung Israel Ikut Piala Dunia U20 di Indonesia, Ini Alasannya
Menurut Muhadjir apabila ada negara yang diindikasikan melanggar hal tersebut maka pemerintah Indonesia mengajukan pra-syarat meskipun tidak ada menemui kesepakatan.
"Itu yang menjadi faktor yang harus kita pegang. Karena itu, dalam ketika ada negara yang timnya kita indikasikan masuk kategori itu harus ada prasyarat-prasya khusus dan itulah yang kita ajukan ke FIFA. Dan keliatannya tidak ada titik temu," kata Muhadjir.
Muhadjir berharap FIFA memahami alasan Indonesia menolak kehadiran Israel di Piala Dunia U-20. Apalagi penolakan berkaitan dengan konstitusi Indonesia.
"Mudah-mudahan ada titik temu. Paling tidak FIFA memahami posisi Indonesia dalam konteks ini. Jadi ini bukan soal ditolak atau diprotes, bukan itu. Tapi ini berkaitan dengan itu, konstitusi itu," pungkas Muhadjir.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.