PKS Nilai FIFA Terlalu Buru-buru Coret Indonesia Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U20
Wakil Ketua Dewan Syuro PKS Hidayat Nur Wahid menilai FIFA terlalu buru-buru mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20.
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Syuro PKS Hidayat Nur Wahid (HNW) menilai Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) terlalu buru-buru mencoret Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U20 2023.
"Kita sangat menyayangkan keputusan terburu-buru dari FIFA yang mencoret Indonesia untuk menjadi tuan rumah," kata HNW kepada wartawan, dikutip Jumat (31/3/2023).
HNW menegaskan dirinya sangat mendukung usaha untuk memperjuangkan Indonesia agar menjadi tuan rumah.
"Namun ternyata keputusan FIFA seperti itu. Tentunya sangat disayangkan. Tidak sesuai dengan harapan PKS. Dari awal bahwa PKS sangat mendukung Indonesia untuk menjadi tuan rumah piala dunia," ujarnya.
Dia menyebut PKS sangat kecewa terhadap keputusan FIFA karena tidak sesuai dengan prinsip yang dipegang FIFA sendiri.
Baca juga: Soal Intervensi Hingga Isu Keamanan Jadi Sebab Indonesia Dicoret Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U20
"FIFA katanya yang selalu diberlakukan yaitu tidak diskriminatif. Tetapi pencoretan Indonesia menandakan FIFA telah berlaku diskriminatif," ucap HNW.
HNW menuturkan FIFA harusnya tahu ketika menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U20.
"Bahwa Indonesia adalah negara hukum yang konstitusinya mengatur tentang penolakan segala bentuk penjajahan," ungkapnya.
Baca juga: Sesalkan Gagalnya Piala Dunia U-20, Ketua Umum Demokrat Sebut 4 Kerugian yang Didapatkan Indonesia
Selain itu, dia menjelaskan Indonesia telah menganggap Israel sebagai negara penjajah.
"Dan kedaulatan hukumnya adalah tidak boleh menerima Israel di tempat yang resmi dan juga main di tempat yang resmi dan tidak boleh mengibarkan bendera resmi," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, Ketua umum PSSI, Erick Thohir menyatakan sudah berjuang semaksimal mungkin saat bertemu dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino di Doha, Qatar, Rabu (29/3/2023) untuk memperjuangkan agar penyelenggaraan Piala Dunia U-20 tetap berjalan di tanah air.
Namun, posisi Indonesia yang menjadi salah satu anggotanya, menurut Erick harus tunduk pada kewenangan dan keputusan yang diberikan FIFA yang membatalkan ajang sepakbola nomor dua bergengsi itu di Indonesia.
"Saya sudah berjuang maksimal. Setelah menyampaikan surat dari Presiden Jokowi, dan berbicara panjang dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino, kita harus menerima keputusan FIFA yang membatalkan penyelenggaraan event yang kita sama-sama nantikan itu," ujar Erick Thohir dari Doha, Qatar.
Baca juga: Hak Indonesia Dicabut, Palestina Pertanyakan Standar Ganda FIFA di Piala Dunia U20 2023
Ia menambahkan, keputusan yang merupakan kewenangan FIFA sebagai lembaga tertinggi sepak bola dunia dengan 211 anggota dari berbagai belahan dunia, tidak bisa ditolak lagi.
"Indonesia adalah salah satu anggota FIFA, sehingga untuk urusan sepakbola internasional, kita harus mengikuti aturan yang sudah ditetapkan,” kata Erick.
“Meskipun saya tadi sudah menyampaikan segala hal kepada Gianni, apa yang dititipkan Presiden, pecinta sepakbola, anak-anak timnas U-20, dan juga suporter setia sepakbola, tapi karena kita anggotanya dan FIFA menilai situasi saat ini tidak bisa dilanjutkan penyelenggaraannya, maka kita harus tunduk," lanjut Erick.
Meski demikian, dengan ketegaran yang masih dimilikinya, Erick berusaha mengambil hikmah dari prahara berat bagi sepakbola nasional ini.
“Kita harus tegar. Saya minta semua pecinta sepakbola tetap berkepala tegak atas keputusan berat FIFA ini. Sebab saya berpendirian, karena itu, ini saatnya kita harus membuktikan kepada FIFA untuk bekerja lebih keras untuk melakukan transformasi sepakbola, menuju sepak bola bersih dan berprestasi," pungkasnya.