Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Internet Didominasi Konten Negatif, Generasi Muda Diajak Buat Narasi Positif di Medsos

Nurul menyebut dampak konten negatif dapat mengurangi nilai- nilai kemanusiaan dan kebangsaan yang ada di masyarakat.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
zoom-in Internet Didominasi Konten Negatif, Generasi Muda Diajak Buat Narasi Positif di Medsos
Ist
Anggota Komisi I DPR RI, Nurul Arifin. Berdasarkan penelitian University of South California dan Indiana University, konten negatif memang punya kecenderungan untuk tersebar lebih cepat daripada konten positif. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Nurul Arifin mengatakan masyarakat dahulu hanya dapat mengakses informasi dan hiburan audio visual melalui media siaran konvensional yaitu televisi.

Menurutnya, kondisi saat ini sudah berubah di mana konten negatif bisa banyak ditemukan di internet.

“Produksi konten yang sebelumnya hanya terpusat pada stasiun televisi, sekarang sudah dapat dilakukan oleh setiap orang secara mandiri melalui perangkat telekomunikasi masing-masing," ucap Nurul dalam webinar Aptika Kominfo dikutip Sabtu (1/4/2023).

Baca juga: Era Digitalisasi, DPR Ajak Masyarakat Junjung Perilaku Santun di Medsos

"Saat ini sudah sangat sulit untuk menjaga isi siaran dan konten yang tersebar, sehingga banyak konten negatif yang beredar," sambungnya.

Lebih lanjut, Nurul menyebut dampak konten negatif dapat mengurangi nilai- nilai kemanusiaan dan kebangsaan yang ada di masyarakat.

Bila konten digital Indonesia seperti ini terus, generasi muda masa depan akan terancam dengan krisis nilai kemanusiaan.

Berita Rekomendasi

“Kita bisa mengadukan konten negatif yang ada di internet, terutama konten yang dilarang seperti perjudian, pornografi, dan sebagainya," tutur Nurul.

Dia menerangkan konten aduan itu kemudian akan di-review ole Kemenkominfo, bila terbukti melanggar maka konten akan diblokir.

Nurul menambahkan jenis konten yang dilarang beredar di Indonesia Pornografi Provokasi SARA/Kebencian Hoax Penipuan Perjudian.

Baca juga: Penelitian PGI dan ICRS Temukan Kaum Muda Gunakan Medsos untuk Ruang Ekspresi Beragama

Menurutnya sudah saatnya kita mulai memperbanyak konten-konten dengan narasi yang positif.

Berdasarkan penelitian University of South California dan Indiana University, konten negatif memang punya kecenderungan untuk tersebar lebih cepat daripada konten positif.

Namun, konten positif di media sosial punya kecenderungan untuk dibagikan (shares) oleh lebih banyak orang dan menjangkau (reaches) lebih banyak audiens pada akhirnya.

Baca juga: Kemenhub Nonaktifkan Pegawai yang Istrinya Pamer Gaya Hidup Mewah di Medsos

Ada algoritma setiap platform sosial media yang membuat konten bisa viral.

Adapun algoritma masing-masing platform berbeda, tetapi secara umum mengukur preferensi pengguna, interaksi pengguna, kualitas konten, dan sebagainya.

Selain algoritma, kontennya sendiri juga harus menarik, konten viral biasanya merupakan konten yang memuat emosi yang tinggi, seperti bahagia hingga kaget.

"Menghadapi tantangan ke depan, generasi milenial dan generasi Z dituntut memiliki karakter yang mampu beradaptasi tinggi, fleksibel, kreatif, technology savvy, empati, dan mampu berpikir kritis sebagai modal utama untuk menghadapi era digitalisasi yang bergerak secara dinamis," pungkas Nurul.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas