Koalisi Besar KIR-KIB Dinilai jadi Ancaman Demokrasi Indonesia, Bakal Muncul 2 Blok Picu Polarisasi
Wacana koalisi besar KIR-KIB dinilai dapat menjadi ancaman bagi demokrasi di Indonesia.
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Nanda Lusiana Saputri
Menurut Pangi, akan lebih baik jika Pemilu terselenggara dengan paling tidak ada tiga orang kandidat calon Presiden.
"Agar tidak terjadi keterbelahan, politik identitas dan seterusnya, supaya masyarakat punya alternatif pilihan itu."
"Karena jika hanya dengan dua calon Presiden, belum tentu bisa menampung aspirasi partikulasi dan agresi semua kepentingan masyarakat, apalagi generasi gen Z belum tentu setuju dengan dua calon Presiden," lanjut Pangi.
Yang terjadi selanjutnya, masyarakat akan golput.
Baca juga: Pengamat: Koalisi Besar Berpeluang Terbentuk di Pemilu 2024, Tapi akan Banyak Dinamika
Mereka Golput tidak hanya soal Golput ideologis atau Golput teknis atau administratif tapi lebih besar lagi, Golput karena dua calon Presiden tidak merepresentasikan menu sajian.
"Jadi mereka tidak merasa itu representasi mereka, sehingga mereka tak mau datang ke TPS karena mereka merasa tidak terwakilkan oleh partai politik dan musibahnya lagi adalah yang disajikan oleh partai politik orang yang sebetulnya sangat terbatas," jelas Pangi.
Untuk itu, pihaknya tidak menganjurkan wacana koalisi besar tersebut.
"Jadi menurut saya untuk apa koalisi besar ini? menurut saya niat koalisi besar ini dikubur saja, ini nggak penting."
"Lebih baik kita punya calon presiden itu lebih banyak, paling tidak tiga kandidat menurut saya, kalau dua menurut saya itu politisi keledai, nggak belajar dari peristiwa masa lalu," tegas pangi.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.