Sindikat dan Jaringan Perdagangan Orang yang Diungkap Mahfud MD di Batam Harus Dibongkar Tuntas
Saleh Daulay menegaskan sindikat dan jaringan perdagangan orang yang diungkap Menkopolhukam Mahfud MD di Batam harus dibongkar.
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Dewi Agustina
Menurutnya, pelaku TPPO sering kali divonis ringan seperti dua bulan, padahal polisi susah payah untuk menangkapnya dan setelah pelaku keluar penjara malah main lagi.
Tak hanya itu, Mahfud mengatakan berdasarkan data temuan dan informasi yang diperoleh, ada sejumlah oknum penegak hukum yang terlibat dalam kasus TPPO ini.
"Ada itu, dari dalam tanda masuk, itu sudah ada kode-kodenya. Kode ini punya saya, punya si itu. Namun itu semua dugaan," tambah Mahfud.
Mahfud menyebutkan adanya keterlibatan oknum penegak hukum ini sudah merupakan sindikat.
Masyarakat jadi jaringan, oknumnya yang menjadi sindikat.
"Ini sindikat, jaringan. Ini terjadi paling banyak di Kepri, juga Sumut dan Kalimantan, Pintu masuk keluar. Ini data dari Kabareskrim," bebernya.
Bahkan, Mahfud membeberkan sejak kehadirannya di Batam, Rabu (5/4/2023) hingga bermalam di Batam dirinya masih menyaksikan aktivitas para mafia TPPO itu.
"Tadi malam sindikat ini sudah mengetahui saya ada di sini, jadi mereka pun pindah tempat pertemuannya di Mega Mall itu, saya tahu, saya bisa deteksi itu," ungkap Mahfud.
Hal itu disampaikan Mahfud setelah timnya berhasil mendeteksi adanya pergerakan sindikat TPPO itu.
Mahfud menyampaikan tidak akan mungkin aktivitas TPPO itu dapat berjalan tanpa ada lampu hijau dari petugas yang berwenang.
"Ada oknum-oknum yang terlibat di sini. Kita sudah punya datanya, nanti akan dikaji Sahli setelah di Jakarta. Ada perputaran uang yang besar di situ," ungkap Mahfud.
Mahfud membeberkan kedatangannya ke Batam untuk membangunkan kerja sama sinkronisasi antar penegak hukum dalam memberantas kasus TPPO di Indonesia.
"Kegiatan ini sangat penting dilakukan untuk berkoordinasi, sinkronisasi kota semua. Kenapa saya hadir di sini, ini masalah penegakan hukumnya macet," kata Mahfud.