Pengamat: Elektabilitas Turun, Publik Hukum Ganjar Pranowo karena Dianggap Antitesa Jokowi
Turunnya elektabilitas Ganjar secara signifikan karena pernyataannya menolak Timnas Israel hing batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) terkini menunjukkan elektabilitas Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres) mengalami penurunan signifikan dalam dua bulan terakhir.
Dari hasil survei LSI menyebutkan, elektabilitas Ganjar Pranowo turun sebesar 8,1 persen, yaitu dari 35 persen pada bulan Februari 2023 menjadi 26,9 persen pada April 2023.
Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengatakan, turunnya elektabilitas Ganjar sudah ia prediksi sebelumnya dan terkonfirmasi dengan data survei terbaru LSI.
Dikatakan Qodari, turunnya elektabilitas Ganjar secara signifikan karena pernyataannya menolak Timnas Israel yang berujung pada batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20.
Sebab, Qodari melihat pernyataan Ganjar tidak hanya bertolak belakang dengan sikap Presiden Jokowi, tetapi juga dengan sikap masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
Baca juga: Hasil Survei Terbaru LSI: Prabowo di Peringkat Pertama, Lewati Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan
“Saya melihat penurunan ini disebabkan karena statement Ganjar atau langkah Ganjar itu tidak sesuai dengan aspirasi masyarakat Indonesia, di survei LSI itu kelihatan bagaimana aspirasi masyarakat Indonesia tentang olahraga misalnya, ternyata kan 80 persen setuju dengan Pak Jokowi bahwa olahraga dipisahkan dari politik,” kata Qodari dalam keterangannya, Minggu (9/4/2023).
Dijelaskan Qodari, informasi Piala Dunia U20 sudah diketahui oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia, sehingga batalnya Piala Dunia akibat penolakan timnas Israel dari politisi PDIP tersebut memunculkan kekecewaan publik luas.
“Ternyata mayoritas masyarakat juga setuju dengan partisipasi Israel dalam Piala Dunia U20 tersebut. Jadi langkah Ganjar atau sikap Ganjar yang menentang menolak Israel berakibat pada batalnya Piala Dunia oleh FIFA itu bertentangan dengan aspirasi masyarakat Indonesia, dan bertentangan dengan Pak Jokowi,” ujarnya.
Dalam konteks itu, Qodari menilai turunnya elektabilitas Ganjar yang signifikan ini bagian dari hukuman masyarakat Indonesia kepadanya, karena masyarakat mengetahui bahwa Ganjar Pranowo adalah antitesa dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Istilah saya Ganjar telah menjadi antitesa Pak Jokowi dan kelihatannya sikap tersebut mendapatkan hukuman dari masyarakat berupa mereka lari dari Ganjar. Kelihatan dari tren elektabilitasnya yang turun begitu,” ucapnya.
Lebih jauh Qodari mengatakan, pasca kejadian ini banyak pemilih Ganjar yang lari ke capres lain, seperti ke Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang dari hasil survei LSI mengalami peningkatan sebesar 3%.
“Perpindahan pemilih Ganjar ke Prabowo bisa naik menjadi 4% jika pertanyaan 3 nama, dan juga dilihat dari posisi Prabowo yang sekarang nomor 1 di atas Ganjar yang melorot kepada posisi nomor 2 begitu,” ujarnya.
Qodari pun meyakini, isu batalnya Piala Dunia U20, di satu sisi berpengaruh negatif pada Ganjar Pranowo, tetapi di sisi lain juga berpengaruh baik buat Prabowo Subianto yang saat ini tren elektabilitasnya terus naik.
“Soal konstelasi, saya kira dengan konstansi ini saya kira maka potensi dukungan kepada Prabowo menjadi lebih besar, partai-partai politik menjadi banyak yang makin tertarik dengan Prabowo karena dia sekarang nomor satu, mungkin itu analisanya,” pungkas Qodari.