Panglima TNI Perintahkan Operasi Siaga Tempur, Buntut Kontak Tembak KST Berujung 1 Prajurit Gugur
satu prajurit TNI bernama Pratu Miftahul Arifin gugur dalam insiden ini, empat orang anggota TNI yang ikut operasi ini belum ditemukan
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Garudea Prabawati
Meski demikian, lanjut Panglima TNI, pihaknya tak menambahkan jumlah personil di Kabupaten Nduga ini.
"Tidak ada penambahan pasukan, pasukan yang ada ini adalah pasukan dari hasil rotasi dari daerah-daerah yang bukan termasuk daerah rawan," lanjut Yudo Margono.
Baca juga: Keberadaan 5 Prajurit TNI Pasca Kontak Tembak dengan KKB Papua Masih Misterius, Bagaimana Nasibnya?
Evakuasi Korban Meninggal
Saat ini, TNI masih berupaya untuk mengevakuasi jenazah prajurit Pratu Miftahul Arifin.
Pratu Miftahul Arifin diketahui meninggal dunia setelah terlibat baku tembak dengan kelompok separatis Papua tersebut.
Ia dikabarkan gugur di Mugi-Mam Kabupaten Nduga Papua pada pukul 16.30 WIT.
Dijelaskan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, jenazah Pratu Miftahul Arifin masih berada di sekitaran jurang.
"Yang meninggal posisinya jatuh di jurang, sehingga saat ini sedang kita upayakan evakuasi," kata Yudo Margono.
Yudo mengatakan, proses evakuasi terhadap Pratu Miftahul Arifin hingga saat ini masih terus diupayakan.
"Karena cuaca proses evakuasinya terhambat, tetapi sedang diupayakan," lanjut Yudo Margono.
Baca juga: Pratu Arifin Gugur di Papua, Wapres Maruf Minta TNI-Polri Tak Gentar Hadapi KKB
Seperti diwartakan Tripun-Papua.com sebelumnya, Kepala Staf Umum Tentara Nasional Indonesia (TNI), Letjen Bambang Ismawan, mengungkap jenazah Pratu Miftahul Arifin masih belum bisa dievakuasi karena terkendala cuaca ekstrem.
Tak hanya itu, lokasi jenazah Pratu Miftahul Arifin berada di medan yang tidak datar.
Sehingga, helikopter penyelamatan belum bisa merapat ke lokasi tersebut.
"Sampai tadi siang belum bisa diambil karena memang pertama disana cuacanya tidak menentu kadang-kadang satu hari hanya dua jam cerah abis itu tertutup kabut."