Profil APH alias Andi Pangerang Hasanuddin, Peneliti BRIN Ancam Warga Muhammadiyah, Lulusan Undip
Simak profil APH alias Andi Pangerang Hasanuddin, peneliti BRIN yang mengancam warga Muhammadiyah.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.com - Lembaga Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah menjadi sorotan usai seorang pegawainya, APH alias Andi Pangerang Hasanuddin, melontarkan ancaman kepada warga Muhammadiyah.
Ancaman itu dituliskan Andi Pangerang Hasanuddin dalam kolom komentar akun Peneliti BRIN, Thomas Djamaluddin.
Andi mengancam akan membunuh Muhammadiyah dan bersedia dilaporkan atas komentarnya itu.
Lantas, seperti apa sosok APH alias Andi Pangerang Hasanuddin?
Dikutip dari laman resmi BRIN, Andi adalah lulusan S1 Teknik Elektro.
Ia saat ini berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di BRIN dengan pangkat Penata Muda III/a.
Baca juga: Fakta-fakta Peneliti BRIN Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah karena Beda Hari Pelaksanaan Idul Fitri
Andi menjabat sebagai Peneliti Ahli Pertama di satuan kerja Pusat Riset Antariksa.
Ditelusuri Tribunnews.com, Andi memiliki akun LinkedIn atas nama Andi Pangerang.
Menurut akun LinkedIn-nya, Andi adalah lulusan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah, tahun 2015.
Lulus dari Undip, Andi merantau ke Jakarta dan bekerja sebagai staf akademik di Bimbingan Belajar (Bimbel) Delta Global selama enam bulan, terhitung sejak April-September 2016.
Usai dari Bimbel Delta Global, ia menjadi guru fisika di PT Sinotif Internasional selama 1 tahun 3 bulan, mulai Oktober 2016-Desember 2017.
Dua tahun setelahnya, tepatnya Februari 2019, Andi menjadi Peneliti Ahli Pertama di LAPAN-BRIN.
Ia juga menjadi Peneliti Muda untuk BRIN sejak September 2021.
Sebelum bergabung dengan LAPAN-BRIN, Andi sudah berulang kali mencoba peruntungan sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
Ia pernah melamar CPNS ke Kementerian Hukum dan HAM serta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada 2017, namun gagal.
Andi saat ini tergabung dalam Lembaga Falakiyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Barat sebagai peneliti dan pengembang sejak Maret 2022.
Andi sendiri sudah bergabung dengan PWNU Jabar sejak Mei 2022.
Saat sidang isbat penentuan 1 Syawal 1444 H, Andi ikut terlibat bersama peneliti dari BRIN dan Lembaga Falakiyah NU (LFNU).
Dalam tulisannya di LinkedIn, Andi mengaku sudah tertarik pada bidang astronomi sejak kecil karena menonton sinetron lawas, Lorong Waktu.
Baca juga: Salah Satu Pegawainya Ancam Warga Muhammadiyah, Pihak BRIN Sampaikan Permintaan Maaf
Kecintaannya pada astronomi, membuat Andi berpartisipasi dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) Astronomi SMA tahun 2018.
Ia berhasil meraih juara 10 tingkat provinsi Jawa Tengah kala itu.
Bermula dari OSN itu, Andi kemudian belajar soal astronomi Islam yang berujung pada kepiawaian Andi membuat jadwal salat, kalender, serta gerhana matahari dan bulan menggunakan kalkulator Microsoft Excel (dengan VBA).
BRIN akan Gelar Sidang Etik untuk APH
Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, memastikan pihaknya akan menggelar sidang etik untuk Andi Pangerang Hasanuddin terkait ancamannya pada seorang warga Muhammadiyah di media sosial.
Sidang etik itu rencananya akan digelar pada Rabu (26/4/2023).
“Langkah konfirmasi telah dilakukan untuk memastikan status APH adalah ASN di salah satu pusat riset BRIN."
"Selanjutnya, sesuai regulasi yang berlaku, BRIN akan memproses melalui Majelis Etik ASN," ungkap Laksana Tri Handoko, Selasa (25/4/2023).
Setelahnya, ujar Laksana, sidang etik akan dilanjutkan dengan Sidang Majelis Hukuman Disiplin Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk penetapan sanksi final sesuai PP 94/2021.
Terkait sikap Andi, Laksana Tri Handoko meminta maaf.
Meski apa yang dilakukan Andi adalah ranah pribadi, Laksana tetap meminta maaf lantaran yang bersangkutan adalah pegawainya.
"BRIN meminta maaf, khususnya kepada seluruh warga Muhammadiyah atas pernyataan dan perilaku salah satu sivitas BRIN, meskipun ini adalah ranah pribadi yang bersangkutan," pungkasnya.
Kronologi APH Ancam Warga Muhammadiyah
Sebelumnya, Andi menjadi sorotan lantaran melontarkan komentar bernada ancaman kepada seorang warga Muhammadiyah di Facebook.
Baca juga: Pemuda Muhammadiyah Laporkan Peneliti BRIN yang Mengancam Bunuh ke Bareskrim Polri
Ancaman ini dituliskan Andi usai unggahan Peneliti BRIN, Thomas Jamaluddin, soal Muhammadiyah yang dinilai tidak taat pemerintah terkait penentuan Idulfitri 2023, diserbu warganet.
"Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan?
Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan!
Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian," tulis Andi di kolom komentar unggahan Thomas.
Terkait komentarnya itu, Andi disebut merasa menyesal dan sudah menyampaikan permohonan maaf.
"Itu tanggapan yang berlebihan saat beragumentasi dengan Ahmad Fauzan," kata Prof Thomas kepada Tribunnews.com, Senin (24/4/2023).
"Andi PH sudah menyatakan penyesalan dan permohonan maaf," tutupnya.
Andi sendiri mengakui komentarnya itu ditulis karena emosi setelah melihat akun Thomas Djamaluddin diserang.
"Komentar tersebut dikarenakan rasa emosi dan ketidakbijaksanaan saya saat melihat akun Thomas Djamaluddin diserang oleh sejumlah pihak,” dalam surat pernyataannya.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Reza Deni/Rina Ayu Panca Rini)