Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Geopolitik, Diplomasi Internasional, dan Pertahanan Akan Jadi Salah Satu Visi & Misi Ganjar Pranowo

Hasto mengajak para perwira itu untuk mengambil inspirasi dari aplikasi teori geopolitik Soekarno, yang menjadi topik disertasi doktoralnya di Unhan.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Geopolitik, Diplomasi Internasional, dan Pertahanan Akan Jadi Salah Satu Visi & Misi Ganjar Pranowo
Ist
Doktor Ilmu Pertahanan Hasto Kristiyanto memberi kuliah umum kepada siswa Pendidikan Reguler Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) TNI Angkatan ke-61 di Jakarta Selatan. Kuliah umum bertema Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya, yang diikuti oleh 118 orang siswa Dikreg Seskoal TNI angkatan ke-61 pada  Jumat (12/5/2023). 

Lalu di tahun 1955, Indonesia mengadakan Konferensi Asia Afrika (KAA) yang hasilnya Dasasila Bandung, dimana 7 dari 10 poinnya adalah demi pembebasan Irian Barat.

“Apa modalnya? Hanya hospitality kepada para negara peserta. Dengan berhasilnya KAA, legitimasi internasional Indonesia menjadi menguat. Kita dapat dukungan Asia Afrika. Sehabis itu, dikeluarkan deklarasi Djuanda yang menaikkan wilayah kita 2,5 kali lipat tanpa perang,” ujar Hasto.

“Inilah kekuatan imajinasi dan ide. Maka TNI sekarang juga harus berani berimajinasi menjabarkan pemikiran Bung Karno agar Indonesia memiliki kekuatan pertahanan terkuat di Samudera Hindia sehingga bisa menjadi pintu gerbang masa depan dunia di Pasifik. Jangan berpikir punya uang atau tidak. Kuncinya ide, imajinasi, dan strategi serta mengambil prakarsa keterlibatan Indonesia di percaturan global sambil mengembangan penguasaan iptek," ujar Hasto.

Lebih lanjut Hasto menegaskan bahwa setelah KAA, Indonesia aktif di Gerakan Non Blok dan berbagai even internasional lain yang semakin memperkuat pengaruh Indonesia.

Dan Indonesia menggunakan pengaruh itu untuk memperkuat pertahanan negara serta mengirimkan para pemuda Indonesia ke luar negeri.

“Pada saat itu, kekuatan militer Indonesia disebut sebagai kekuatan terhebat di belahan bumi bagian Selatan. Pendanaan alutsista tidak lebih dari hasil dari strategi geopolitik yang ditopang sebagian oleh APBN," ujarnya.

“Dengan diplomasi luar negeri yang menyatu dengan diplomasi pertahanan, kita akan kuat,” lanjut Hasto.

Berita Rekomendasi

Ia mengajak para perwira itu untuk memikirkan soal beberapa variabel kekuatan Indonesia terkini, dikaitkan dengan rancang bangun pertahanan Indonesia ke depan.

Yakni kekuatan demografi, tata ruang geopolitik Indonesia, sumber daya alam, komoditas strategis;, kekuatan maritim dan potensinya serta bargaining Indonesia di dalam menjaga keseimbangan iklim global

“Semua itu harusnya disimulasikan menjadi power kita,” tegas Hasto.

Sebagai Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto mengatakan bahwa geopolitik akan menjadi variabel yang penting untuk membangun masa depan Indonesia, khususnya di bidang pertahanan.

Maka dalam visi misi Ganjar Pranowo sebagai capres yang diusung partainya, pemahaman geopolitik akan betul-betul dikedepankan.

“Kami saat ini sedang merancang visi misi calon presiden, Ganjar Pranowo, dimana fungsi diplomasi luar negeri dan pertahanan harus jadi satu,” tandasnya.

Danseskoal Laksamana Muda TNI Yoos Suryono Hadi mengatakan pihaknya memberikan apresiasi kepada Doktor Hasto yang menyempatkan waktunya memberikan kuliah umum geopolitik kepada para perwira siswa.

Secara keseluruhan, ada 118 perwira siswa dari semua matra angkatan di TNI plus Kepolisian RI, di angkatan ke-61 itu.

“Terima kasih atas kesediaan Doktor Hasto Kristiyanto untuk memberikan kuliah mata pelajaran geopolitik kepada sleuruh siswa,” kata Laksamana Muda Yoos.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas