Jokowi: Kesempatan Indonesia Jadi Negara Maju Hanya 13 Tahun
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan peluang Indonesia untuk jadi negara maju tidak banyak.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan peluang Indonesia untuk jadi negara maju tidak banyak.
Menurut Jokowi, prediksi itu disampaikan para pakar ekonomi dalam negeri maupun luar negeri.
“Hanya 13 tahun ke depan ini karena bonus demografi kita akan muncul di tahun 2030-an,” tuturnya dalam puncak musyawarah rakyat (musra) di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (14/5/2023).
Jokowi juga melihat beberapa negara yang saat ini sudah maju hanya mendapat satu kali peluang.
“Kesempatannya hanya sekali dalam sejarah sebuah peradaban bangsa, begitu kita keliru memilih pemimpin yang tepat untuk 13 tahun ke depan hilanglah kesempatan untuk menjadi negara maju,” kata Jokowi.
Karena itu, Jokowi menegaskan memilih pemimpin harus dilakukan dengan sangat berhati-hati.
Baca juga: Wanti-wanti Jokowi kepada Menteri yang Maju Caleg: Kalau Ganggu Kerja Bisa Diganti
Jokowi tidak ingin Indonesia tetap menjadi negara berkembang atau terjebak sebagai middle inclme trap.
“Sejarah di Amerika Latin pada tahun 1950-an, 1960-an, dan 1970-an, mereka sudah masuk posisi negara berkembang tetap sudah 50an mereka tetap negara berkembang,” katanya.
Hal itu disebabkan negara Amerika Latin tidak bisa memanfaatkan peluang yang ada saat itu.
Untuk mengejar menjadi negara maju sulit karena hilangnya kesempatan.
Baca juga: Jangan Keliru Pilih Pemimpin, Jokowi: Dengarkan Suara Rakyat, Bukan Suara Elite
“Ini juga akan terjadi di negara kita, begitu kita tidak bisa memanfaatkan waktu 13 tahun ini, ada yang namanya bonus demografi dan kita tidak bisa memanfaatkan maka kita akan menjadi negara berkembang terus,” ucap Jokowi.
Sekali lagi, Jokowi menegaskan pemilihan presiden tahun 2024 sangat krusial, harus tepat dan benar.
“Bolak balik saya sampaikan jangan grusa-grusu, jangan tergesa-gesa. Begitu keliru kita nggak bisa kembali lagi, kita tahu ketidakpastian global masih akan terjadi 10-15 tahun,” katanya.