Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Juru Bicara Anies Baswedan Tanggapi Video Hoaks yang Catut TNI dan Panglima TNI

Hendri mengatakan seharusnya seluruh rakyat Indonesia termasuk pendukung Anies tidak melakukan dan menyebarkan berita bohong apapun tujuannya.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Juru Bicara Anies Baswedan Tanggapi Video Hoaks yang Catut TNI dan Panglima TNI
Tribunnews.com/Gita
Juru Bicara bakal calon presiden Anies Baswedan, Hendri Satrio, di sela kegiatan Halalbihalal Warga dengan Anies Baswedan di Menteng Jakarta Pusat pada Rabu (17/5/2023). 

Kedua, kata dia, isi narasi yang seolah disampaikan prajurit TNI bermasker tersebut tidak benar.

Selain itu, lanjut dia, suara narator juga bukan suara prajurit tersrbut melainkan suara orang lain yang sengaja disiapkan editor.

"Video ini sedang dalam penyelidikan pihak TNI," kata Julius.

Ketiga, lanjut dia, judul tersebut menyebutkan Panglima Yudo Margo dan menampilkan potongan video laksamana Yudo berseragam loreng dan berbaret biru dengan emblem logo TNI AL.

Seharusnya, kata dia, seragam Panglima TNI menggunakan loreng baret hitam, emblem Mabes TNI segi lima.

"Dan juga video tersebut adalah kegiatan Laksamana TNI Yuho Margono di dermaga JICT Tanjung Priok saat masih menjabat KSAL," kata dia.

Keempat, kata Julius, sangat tidak masuk akal kegiatan Anis Rasyid Baswedan di Bandung diedit dengan vedio dikawal oleh anggota TNI dari Brigde 08.

Berita Rekomendasi

Puspen TNI, kata dia, menjelaskan bahwa Brigade 08 TNI tidak ada.

Kelima, lanjut Julius, video kegiatan Laksamana TNI Yudo Margono, prajurit TNI AD dan prajurit TNI AL dari Korps Marinir adalah video kegiatan di tempat lain dan tidak saat kegiatan Anies Rasyid Baswedan di Bandung.

"Keenam, TNI minta kepada pihak MI (Menara Istana) selaku pemilik produk video hoaka untuk menjelaskan kepada publik dan menyampaikan permohonan maaf kepada TNI dan publik serta mencap videonya hoaks di Youtube dan selanjutnya menghapus video tersebut," kata dia.

Julius berharap, masyarakat lebih jeli melihat kiriman video atau berita yang disebarkan dalam media sosial maupun media online oleh orang-orang yang menginginkan negara hancur lewat adu domba komponen bangsa terutama institusi TNI.

Masyarakat, kata dia, harus bisa menalar mana berita yang benar dan mana yang salah.

"Kita harus waspada, apalagi sebentar lagi Indonesia akan memasuki pesta demokrasi Pilpres, Pileg dan Pilkada serentak pada tahun 2024 yang tahapan sudah dimulai pada saat ini," kata Julius.

"Kalau kita tidak arif, bijak dan cerdas menyikapi kondisi ini maka persatuan dan kesatuan kita sebagai NKRI akan hancur berantakan," sambung dia.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas