Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Disinggung soal Perpanjangan Masa Jabatan Pimpinan KPK, Jokowi: Masih Ditelaah Menkopolhukam

Presiden Jokowi menjawab soal perpanjangan masa jabatan pimpinan KPK, menurutnya hal itu masih dikaji oleh Mahfud MD.

Penulis: Rifqah
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Disinggung soal Perpanjangan Masa Jabatan Pimpinan KPK, Jokowi: Masih Ditelaah Menkopolhukam
Tangkap layar kanal YouTube Kompas TV
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Monas, Jakarta Pusat, Kamis (1/6/2023) - Presiden Jokowi menjawab soal perpanjangan masa jabatan pimpinan KPK, menurutnya hal itu masih dikaji oleh Mahfud MD. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Singapura dan Malaysia hari ini, Rabu (7/6/2023).

Sebelum berangkat ke Singapura, Presiden Jokowi menyempatkan untuk menjawab mengenai isu politik terkini yang sedang ramai diperbincangkan publik.

Seperti halnya mengenai uji materi terkait perpanjangan masa jabatan pimpinan Komisi pemberantasan Korupsi (KPK).

Ketika ditanya mengenai sikap pemerintah atas hal tersebut, Presiden Jokowi mengatakan, hal itu masih dikaji oleh  Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD.

"Masih dalam kajian dan telaah dari Menkopolhukam, ditunggu saja," ungkapnya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Rabu (7/6/2023).

Baca juga: Momen Rakernas III PDIP: Jokowi Gandeng Megawati, Hadiah Foto Peristiwa Batu Tulis - Kopiah Ganjar

Mahkamah Konstitusi Kabulkan Perpanjangan Masa Jabatan Komisioner KPK

Sebelumnya diketahui, masa jabatan komisioner KPK diperpanjang dari empat tahun menjadi lima tahun.

Berita Rekomendasi

Hal tersebut berlaku setelah Mahkamah Konstitusi mengabulkan permohonan uji materi yang diajukan oleh Komisioner atau Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron dkk.

Gugatan dilayangkan langsung oleh Ghufron terhadap Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

"Amar putusan, mengadili, mengabulkan permohonan pemohon untuk seluruhnya," ujar Ketua MK Anwar Usman saat membacakan putusan, Kamis (25/5/2023), dikutip dari TribunMuria.com.

Dalam pertimbangannya, hakim menyebutkan bahwa sistem perekrutan pimpinan KPK dengan skema empat tahunan telah menyebabkan dinilainya kinerja dari pimpinan KPK yang merupakan manifestasi dari kinerja lembaga KPK sebanyak dua kali oleh presiden ataupun DPR.

Di mana, penilaian dua kali tersebut dianggap dapat mengancam independensi KPK karena dengan kewenangan presiden ataupun DPR untuk dapat melakukan seleksi atau rekrutmen sebanyak dua kali dalam periode atau masa jabatan kepemimpinannya.

Ketua Mahkamah Konstitusi memimpin sidang uji materiil Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia (UU Kejaksaan) pada Senin (22/5/2023) - Jawab isu politik soal uji materi perpanjangan masa jabatan KPK, Presiden Jokowi ungkap hal itu masih dalam telaah Menkopolhukam Mahfud MD.
Ketua Mahkamah Konstitusi memimpin sidang uji materiil Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia (UU Kejaksaan) pada Senin (22/5/2023) - Jawab isu politik soal uji materi perpanjangan masa jabatan KPK, Presiden Jokowi ungkap hal itu masih dalam telaah Menkopolhukam Mahfud MD. (Tribunnews.com/Naufal Lanten)

Hal ini dinilai berpotensi tidak saja memengaruhi independensi, tetapi juga psikologis dan benturan kepentingan terhadap pimpinan KPK yang hendak mendaftarkan diri.

Sementara pertimbangan lainnya, perbedaan masa jabatan pimpinan KPK dengan lembaga independen lain dianggap telah mencederai rasa keadilan karena telah memperlakukan beda terhadap hal yang seharusnya berlaku sama.

Perbedaan ini dinilai bertentangan dengan Pasal 28D Ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945.

Oleh karena itu, sesuai Pasal 24 Ayat 1 UUD 1945 dan menurut penalaran yang wajar, MK menganggap ketentuan yang mengatur masa jabatan pimpinan KPK seharusnya disamakan dengan ketentuan yang mengatur hal yang sama pada lembaga negara constitutional importance yang bersifat independen, yaitu lima tahun.

Dalam putusan ini, terdapat empat Hakim Konstitusi yang menyatakan dissenting opinion atau pendapat berbeda, yakni Suhartoyo, Wahiduddins Adam, Saldi Isra dan Enny Nurbaningsih.

Pada intinya, keempat hakim tersebut menganggap masa jabatan tidak berkaitan dengan rasa keadilan.

(Tribunnews.com/Rifqah) (TribunMuria.com)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas