Jalani Sidang Perdana Pekan Depan, Pihak Keluarga Khawatir Kondisi Kesehatan Lukas Enembe
Mejelis Hakim Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat mengagendakan persidangan terhadap Gubernur Papua nonaktif Lukas Enembe pada Senin (12/6/2023) mendatan
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mejelis Hakim Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat mengagendakan persidangan terhadap Gubernur Papua nonaktif Lukas Enembe pada Senin (12/6/2023) mendatang.
Terkait hal itu, pihak keluarga Lukas Enembe ingin menyampaikan beberapa hal terutama terkait dengan update kondisi kesehatan Lukas Enembe selama kurang lebih satu bulan terakhir.
Termasuk apa-apa saja yang menurut keluarga patut menjadi perhatian pada saat sidang berlangsung pekan depan itu.
Pihak keluarga Lukas Enembe yang diwakili adiknya Elius Enembe mengatakan selama kurang lebih satu bulan terakhir, dua kali sang kakak terpaksa harus dilarikan ke RSPAD Gatot Soebroto.
"Utamanya dipicu oleh tingginya tensi atau tekanan darah beliau, yang tentu saja di samping sakit bawaan sejak lama yaitu ginjal kronis, jantung, dan juga hepatitis," ujar Elius.
Baca juga: Jaksa KPK Bacakan Surat Dakwaan Lukas Enembe di Pengadilan Tipikor Senin Pekan Depan
Dikatakan bahwa tingginya tensi darah Lukas Enembe berdasarkan laporan tim dokter didampingi kami pihak keluarga, pada pemeriksaan tanggal 31 Mei 2023, tekanan darah terpantau 193/90.
"Kondisi menjadi makin buruk pada pemeriksaan kemarin Rabu 7 Juni 2023 karena Bapak juga dilarikan ke RSPAD Gatot Soebroto Jakarta karena hasil tensi terpantau 211/102," ujarnya.
Pihak keluarga, menurut Elius sangat khawatir dengan kondisi kesehatan Lukas Enembe saat ini apalagi di tengah beliau menunggu proses persidangan dimulai pada Senin pekan depan.
"Apalagi beliau sering mengeluh pusing, muka juga tampak sangat pucat, seperti biasa fisik untuk berjalan masih sangat lemah, kaki kiri dan kaki kanan makin membengkak," ujarnya.
Elius mengatakan pihak keluarga menyadari bahwa Lukas saat ini benar-benar sedang melewati ujian yang luar biasa.
"Di tengah dia sakit seperti ini lalu ditahan dan sebentar lagi menghadapi persidangan. Kami keluarga hanya berpasrah sambil mengharapkan agar hakim yang menyidangkan perkara ini memiliki hati yang bijaksana dalam melakukan proses sidang," ujarnya.
Bukan tidak mungkin, menurut dia, tensi yang tinggi di luar batas normal tersebut juga timbul karena beban pikiran yang dialami selama ini apalagi beliau di dalam tahanan.
"Sebagai manusia beliau tentu ada batasnya juga. Adanya gangguan pikiran yang membebani bapak itu langsung berpengaruh pada tensi dia. Ini yang sangat kami kuatirkan. Kami sekali lagi berharap agar Majelis Hakim yang menyidangkan perkara nanti mengerti kondisi bapak seperti ini," katanya.
Elius juga berharap misalnya persidangan nanti berlangsung dalam suasana dan kondisi yang kondusif, tenang dan nyaman.