Cerita Jokowi 50 Tahun Lalu Masih Tinggal di Bantaran Sungai, Sekarang Bisa Jadi Presiden
Jokowi meluncurkam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 di Jakarta Theater, Kamis (15/6/2023).
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA Presiden Joko Widodo (Jokowi) meluncurkam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 di Jakarta Theater, Kamis (15/6/2023).
Presiden hadir untuk membagikan mimpi dan cita-cita besar bangsa Indonesia.
"Pagi hari ini saya mau bagi-bagi tapi bukan bagi-bagi sepeda. Juga bukan bagi-bagi tiket (konser) Coldplay. Nanti ada yang bisik-bisik pak tiketnya pak. Ndak, ini adalah hal yang sangat spesial lebih spesial lagi. Saya ingin berbagi visi, berbagi mimpi besar, berbagi cita-cita besar bangsa ini," kata Jokowi.
Presiden mengatakan dalam perjalanan dari Istana Presiden ke lokasi acara ia membayangkan bagaimana kondisi Indonesia pada usia 100 tahun kemerdekaannya 2045 mendatang.
Jokowi kemudian flash back ke tahun 1970 dimana gedung Jakarta Theater merupakan gedung paling megah di Ibu Kota.
Menurut Presiden di tahun tersebut ia sama sekali belum pernah menginjak kaki di Ibu kota Jakarta.
"Masih di Solo masih di bantaran sungai, rumah saya habis kena gusur, ya bener tahun-tahun 1970 dan masih ndeso banget," kata Jokowi.
Baca juga: Jokowi Angkat Bicara soal Isu Menteri Pertanian SYL Bakal Jadi Tersangka KPK
Namun pada 2023, kata Jokowi, ia bisa berdiri di Gedung Jakarta Theater sebagai Presiden RI.
Hal itu, kata Jokowi, menjadi bukti bahwa bukan perkara mustahil terjadi perubahan signifikan dalam 50 tahun pejalanan bangsa Indonesia.
"Artinya apa dalam 50 tahun perubahan signifikan itu sangat bisa terjadi, jika kita berani, jika kita mau, dan jika kita punya nyali. Jika kita punya nyali bertekad berusaha keras bekerja keras untuk berani melakukan lompatan. Inilah yang kita perlukan," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan pada 2030 nanti, Indonesia akan mengalami puncak bonus demografi yang mana 68,3 persen penduduk berada pada usia produktif.
Bonus demografi tersebut hanya terjadi satu kali dalam peradaban sebuah negara.
Oleh karenanya, kata Presiden, harus dimanfaatkan optimal agar Indonesia bisa menjadi negara besar ke depannya.
"Ini bisa menjadi peluang tapi ini juga bisa menjadi sebuah bencana, kalau kita tidak bisa mengelolanya," katanya.