Ridwan Kamil Terjunkan Tim Selidiki Kontroversi Pondok Pesantren Al Zaytun
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menerjunkan tim investigasi untuk mengetahui fakta yang terjadi di Pondok Pesantren Al-Zaytun.
Editor: Choirul Arifin
Menurutnya, sugesti yang diberikan berdampak besar terhadap jemaah Al Zaytun. Bahkan diungkapkannya, dampaknya lebih parah jika dibandingkan dengan narkoba.
Baca juga: Pertemuan Tertutup Wagub Jabar dengan Sejumlah Kiai Terkait Ponpes Al-Zaytun Berlangsung 2 Jam
"Jadi sakaunya lebih sakau ini daripada narkoba, kalau narkoba nanti direhabilitasi, dikurangi dosisnya (narkoba) dia sembuh, tapi kalau ini merasa paling benar," ungkap Ken.
"Merasa yang lain neraka semua, surganya dia. Yang lain kafir semua, yang beriman hanya dia. Ini kan bahaya sekali," tegasnya.
Terkait perekrutan, Ken menjelaskan tahapannya dimulai dengan berdialog dengan calon korban. Lewat sejumlah sugesti, Panji Gumilang bisa merampok korban tanpa ada pemaksaan.
Sang korban katanya akan dengan sukarela menyerahkan harta bendanya.
Baca juga: Polemik Ponpes Al Zaytun Dibahas Ratusan Kiai di Gedung Sate Bandung, Sejumlah Poin Telah Disepakati
"Perekrutan itu tergantung calon korban, dulu itu kita maksimal dua jam saja, kita sudah pastikan orang yang bawa laptop, bawa dompet, bawa elektronik harus pindah tangan tanpa hipnotis, tanpa gendam, murni sebuah dialog, sebuah pengkondisian yang disugesti dengan sugesti agama," ungkap Ken.
"Ada istilah untuk menguasai orang yang bodoh, bungkus yang batil dengan agama. Merampok nggak apa-apa, tapi ini ayatnya, ini dalam kondisi perang, harta musuh bisa dipakai untuk perjuangan. Rampasan perang boleh dipakai untuk perjuangan," paparnya.
"Jadi harta orang lain, termasuk harta orangtua ketika masih belum berbaiat kan kafir juga, boleh dicuri, boleh dimodus-modus, seperti kehilangan barang dan sebagainya. Sebelum kita selamatkan orangtua, katanya, selamatkan dulu hartanya. Ini kan bahaya sekali yang akhgirnya melegalitasi kriminal atas nama agama," tegas Ken.
Atas modus licik yang dilakukan Panji Gumilang, berdasarkan laporan NII Crisis Center, tercatat ada ada puluhan ribu korban yang tersebar di Nusantara.
"Terakhir kita yang paling banyak yang kita tangani yang sudah kembali ke NKRI di Sumatera Barat ada 1.157 anggota eks NII yang kembali ke NKRI," ungkap Ken.
"Kita upayakan bagaimana mereka bisa kembali ke masyarakat dan ini menjadi warning agar berhati-hati, karena tidak cukup modal semangat saja kita dalam belajar agama, tetapi dengan ilmu yang benar," jelasnya.
Al Zaytun Dirancang Mirip Vatikan
Dalam tayangan sebelumnya, Ken mengungkapkan pengurus Ponpes Al Zaytun mengungkapkan terdapat oknum radikalisme di Ponpes Al Zaytun. Oknum itu mengatasnamakan agama Islam untuk melakukan gerakan politik dan merencanakan makar di Indonesia.
"Ini ada hidden culture, ini adalah gerakan makar yang mau mendirikan negara dalam negara dan kita berharap dari agenda ini MUI dan Kementerian AGama menindaklanjuti kegiatan ini (Ponpos Al Zaytun)," ungkapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.